9 Fakta Pelonggaran Lockdown Covid-19 di China, Demi Perlancar Industri Teknologi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Tak hanya iPhone, banyak produsen peralatan berteknologi akibat adanya lockdown Covid-19 di China. Kini ada pelonggaran.

Cesar Uji Tawakal

Selasa, 20 Desember 2022 | 14:07 WIB

Hitekno.com - Usai huru-hara di akomodasi produksi iPhone terbesar di China, pemerintah negeri tersebut mulai berbenah.

Hal ini lazim dilakukan lantaran kejadian di pabrik Foxconn tersebut memicu gangguan produksi dan distribusi.

Baca Juga: - Spesifikasi Tecno Camon 19 Pro: HP Rp 3 Jutaan dengan Kamera Selfie 32 MP dan Fitur OIS - Kode Redeem FF 20 Desember 2022 Terbaru, Langsung Klaim Hadiahnya - Kode Redeem ML 20 Desember 2022 Terbaru, Langsung Klaim Hadiahnya

Akibatnya, pemerintah Negeri Tirai Bambu memperlonggar patokan tentang lockdown Covid.

Berikut adalah deretan kebenaran terkait pelonggaran tersebut seperti dilansir dari The Register:

  1. COVID-19 mengganggu rantai pasokan industri teknologi, terutama nan terkait dengan China.
  2. China mengangkat kebijakan tidak toleransi terhadap jangkitan COVID-19, sehingga pabrik dan prasarana transportasi sering beraksi di bawah kapabilitas dari 2020 hingga 2022.
  3. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, China telah berakhir melakukan pembatasan namalain lockdown.
  4. Orang nan terinfeksi COVID-19 diwajibkan isolasi diri, namun kota-kota bakal tetap terbuka meskipun jangkitan tersebar.
  5. Para mahir memprediksi hal-hal tidak bakal melangkah dengan baik.
  6. Menurut Profesor Epidemiologi Hong Kong University Ben Cowling, populasi China langsung melompat dari penahanan ke "kembali normal" tanpa menerapkan langkah-langkah mitigasi sementara.
  7. Cowling percaya bahwa lompatan tersebut dapat menciptakan kekacauan.
  8. Feng Zijian, seorang mantan kepala di Chinese Center for Disease Control and Prevention, memprediksi dua minggu nan lampau di kegiatan Universitas Tsinghua bahwa setidaknya 80 hingga 90 persen dari populasi China bakal terinfeksi virus tersebut, menurut media nan didukung negara.
  9. Feng mengatakan bahwa model matematika memprediksi puncak gelombang relaksasi setelah patokan ditinggalkan dengan tingkat jangkitan mencapai 60 persen dari populasi.
Sumber Blog Hitekno - Berita Teknologi IT
Blog Hitekno -  Berita Teknologi IT
close
Atas