.jpg)
Teknologi.id - Kepopuleran program kepintaran buatan alias Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT, dianggap sebagai ancaman bagi beberapa jenis pekerjaan. Menurut para ahli, jenis pekerjaan apa nan paling terancam?
Para guru besar dari Universitas New York (NYU), Universitas Princeton, dan Universitas Pennsylvania (UPENN) telah menulis sebuah makalah nan berjudul "Bagaimana Pemodelan Bahasa seperti ChatGPT Memengaruhi Pekerjaan dan Industri?" untuk menjawab pertanyaan ini.
Para peneliti nan dikutip dari Futurism menyatakan bahwa mereka menemukan jenis pekerjaan nan paling terpengaruh oleh pemodelan bahasa seperti ChatGPT, ialah telemarketer dan beberapa pembimbing pasca sekolah menengah seperti pembimbing bahasa Inggris dan sastra, pembimbing bahasa asing dan sastra, serta pembimbing sejarah.
Baca juga: Tak Hanya ChatGPT! Ini Dia 8 Tools AI Terbaik nan Wajib Kamu Coba
Para peneliti juga menambahkan bahwa industri-industri nan paling terdampak oleh kemajuan dalam pemodelan bahasa seperti ChatGPT adalah layanan norma dan sekuritas, komoditas, dan investasi.
Oleh lantaran itu, menurut penelitian ini, pembimbing di beberapa mata pelajaran dan pekerjaan di sektor finansial mungkin menjadi nan paling rentan terdampak oleh kemajuan ChatGPT. Namun, tetap perlu mempertimbangkan banyak aspek lain, seperti keterbatasan ChatGPT dalam mengajar seperti manusia.
Para pemasar telemarketer diingatkan untuk berhati-hati lantaran ada kemungkinan bahwa suatu saat mereka bakal digantikan sepenuhnya oleh program AI seperti ChatGPT alias nan lainnya.
Contohnya, tanggapan pelanggan dapat dimasukkan ke dalam mesin pemodelan bahasa secara langsung dan relevan. Atau, mungkin bakal ada penggantian telemarketer manusia dengan bot nan menggunakan pemodelan bahasa. Hal tersebut disebutkan dalam sebuah studi.
Baca juga: Gak Cuma Bisa "Joki" Tugas Sekolah, Kamu Bisa Pakai ChatGPT untuk Hal Ini Juga!
Saat ini, ada tanda-tanda bahwa ChatGPT telah menggantikan pekerjaan tertentu. Baru-baru ini, platform penasihat pekerjaan Resumebuilder.com melakukan survei kepada 1.000 pemimpin bisnis. Mereka ditanya apakah mereka sudah alias berencana untuk menggunakan ChatGPT untuk pekerjaan sehari-hari.
Hasil survei menunjukkan bahwa nyaris separuh perusahaan nan disurvei sudah menggunakan ChatGPT, dan nyaris separuh perusahaan mengakui bahwa ChatGPT telah menggantikan pekerjaan tenaga kerja di upaya mereka
(dwk)