Air Review: Alasan Air Jordan Bukan Sepatu Nike Biasa

Sedang Trending 3 hari yang lalu

“Air” merupakan movie drama biopik bertema bisnis nan di sutradarai oleh Ben Affleck (yang juga menjadi tokoh dalam movie ini) dan dibintangi oleh Matt Damon sebagai Sonny Vaccaro, maketing executive Nike bagian sepatu basket. Film ini juga bertabur bintang Hollywood papan atas lainnya, mulai dari Jason Bateman, Marlon Wayans, Chris Messina, Chris Tucker, dan Viola Davis.

Buat fans sepatu dan olahraga basket, pastinya tidak asing dengan seri sepatu Nike paling legendaris, Air Jordan nan rilis pada 1985. “Air” merupakan kisah dibalik upaya dan ambisi Sonny Vaccaro dalam mengusahakan terwujudnya kerjasama Michael Jordan dan Nike nan rupanya tidak mudah dan mempunyai akibat besar, sebelum sejarah menyaksikan, gimana sepatu tersebut menjadi salah satu sepatu tersukses nan pernah dirilis oleh Nike.

“Air” merupakan movie biopik upaya nan kurang lebih sama seperti movie biopik baru juga tahun ini, “Tetris”, dan “The Founder” (2016). Dimana lebih menyorot strategi dan permainan upaya dibalik suatu brand alias produk komersil nan ikonik.

Air

Eksplorasi Kisah Tidak Terduga Dibalik Sepatu Air Jordan

Bicara tentang produk sepatu paling populer, Air Jordan bukan satu-satunya rilisan sepatu paling ikonik dan terlaris nan ada di sejarah upaya penjualan sepatu, bukan? “Air” bisa jadi movie biopik dengan naskah nan mengeksplorasi kisah di kembali sebuah barang komersil terbaik saat ini.

Jika Air Jordan bisa mendapatkan biopik nan didedikasikan hanya untuk satu seri sepatu, kenapa tidak Chuck Taylor All-Stars milik Converse alias Beckenbauer, tracksuit ikonik Adidas? Karena kedua produk tersebut tidak mempunyai nilai sentimental dan sepersonal Air Jordan.

Alex Convery dan Ben Affleck tak hanya memproduksi movie “Air” lantaran ketenaran Michael Jordan dan kesuksesan penjualan dari produk ini. Ada banyak kisah tidak terduga nan rupanya berkontribusi dalam mewujudkan sepatu Air Jordan dan apa saja akibat positif nan telah dihasilkan dari penjualan sepatu ini. Baik dalam skala kecil, maupun skala besar.

Kisah-kisah tersebut mempunyai nilai sentimental untuk orang-orang nan bekerja di Nike, Michael Jordan berserta keluarganya, hingga anak-anak muda dan atlet pada masanya. Bagaimana sebuah sepatu bisa mengubah kehidupan banyak orang.

Alex Convery sebagai penulis naskah sangat lihai merangkum dan merangkai semua poin esensial dalam perjalanan mewujudkan Air Jordan nan patut diketahui oleh penonton. Film dengan naskah nan fokus, ringkas, menghibur, dan insightful dalam lama 1 jam 52 menit.

Tribute pada Orang-orang Dibalik Air Jordan dan Sosok Michael Jordan

Semua tokoh nan bermain peran dalam “Air” memberikan penampilan akting terbaik mereka. Penampilan mereka adalah tribute bagi setiap tokoh nan mereka perankan, lantaran setiap tokoh nan terlibat dalam mewujudkan sepatu Air Jordan ini mempunyai peran krusial masing-masing. Mulai dari Sonny Vaccaro, Phil Knight, CEO Nike nan diperankan oleh Ben Affleck, Violas Davis sebagai Deloris Jordan, ibu Michael, hingga Matthew Maher nan berkedudukan sebagai Peter Moore, designer sepatu Air Jordan.

Ben Affleck mempunyai keputusan menarik untuk tidak meng-cast tokoh nan di-highlight sebagai Michael Jordan. “Air” apalagi tidak menunjukan wajah tokoh nan bermain sebagai Michael Jordan sepanjang film. S

ebetulnya alasannya biasa, Affleck beranggapan tidak ada tokoh nan bisa menandingi kharisma Michael Jordan. Namun, keputusan ini justru membuktikan kekuatan naskah “Air” nan semestinya menjadi panggung untuk Air Jordan, apalagi tanpa kehadiran Michael Jordan. Sebegitu berartinya sepatu Air Jordan secara universal dan pesan tersebut telah tersampaikan.

Namun ada cuplikan pengarsipan original dari Michael Jordan nan diselipkan dalam film, diiringi dengan perbincangan dan narasi nan tepat. Tak lantas lupa mengangkat Michael sebagai bintang dibalik brand Air Jordan, kembali lagi, naskah “Air” juga mempunyai kekuatan dalam membikin sosok legendaris ini sangat diinginkan, melalui perbincangan nan dibawakan oleh karakter lainnya. Karena pada akhirnya, Air Jordan bukan sepatu biasa lantaran kehadiran Michael Jordan.

Dialog Humoris Cerdik dan Nostalgia Trend Amerika Era 80an

“Air” bukan movie biopik upaya nan juga dieksekusi dengan sentuhan lawakcerdik. Tahu kapan kudu serius dan kapan komedi bisa diselipkan dalam suatu adegan. Membuat movie ini terasa segar dan menyenangkan secara keseluruhan, lantaran Air Jordan merupakan produk nan hype dan fashionable, it’s supposed to be fun! Naskah movie ini mempunyai penulisan perbincangan nan kuat dan berisi, begitu pula eksekusi humornya nan tepat sasaran bisa memberikan selingan tawa pada penontonnya.

Selain menghibur lantaran humornya, “Air” juga mempunyai visual nan unik Amerika 80an. Tak hanya menunjukan Nike, kita juga bakal memandang pesaing mereka, Converse dan Adidas, dua brand sepatu nan juga menjadi bagian dari budaya pada eranya. Kemudian pilihan musik dan referensi budaya pop di sana sini, menghasilkan movie nan sukses menghidupkan vibe dari era tersebut.

“Air” seumpama presentasi pitching terbaik untuk sepatu Air Jordan. Film ini betul-betul sukses memberikan makna pada sepatu terlaris Nike tersebut dan kenapa kisah suksesnya berbeda dengan produk komersil lainnya serta patut diangkat sebagai kisah nan disaksikan oleh banyak orang. Ini merupakan salah satu jenis suguhan biopik nan inspiratif dan optimis, otomatis menyenangkan. Buat nan tidak sempat nonton di bioskop, “Air” sudah bisa di-streaming di Prime Video.

Sumber Blog Hiburan TV, Movies, Music, dan Lifestyle
Blog Hiburan TV, Movies, Music, dan Lifestyle
close
Atas