Amazon PHK 18.000 Karyawan, Gantikan Manusia dengan Robot Pekerja

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
Foto Robot Sparrow Amazon (Amazon)

Teknologi.id - Amazon, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, bakal memberhentikan lebih dari 18.000 pegawai. Keputusan pemecatan bakal menimpa beberapa tim, tetapi sebagian besar pegawai nan terpengaruh adalah nan bekerja di Amazon Stores dan bagian People, Experience, and Technology. Pegawai nan terkena akibat bakal dihubungi mulai tanggal 18 Januari 2023.

Baca Juga : Google Akan Berlakukan GRAD, Sistem Baru nan Berpotensi PHK 10,000 Karyawannya

Terpengaruh Oleh Kondisi Ekonomi Global Pasca Covid-19

Pemutusan pegawai sebanyak 18 ribu orang oleh Amazon, termasuk PHK nan dilakukan Amazon bulan September 2022 lampau adalah akibat dari penurunan kondisi ekonomi dunia nan semakin parah. Pemotongan tersebut mencapai 6% dari sekitar 300.000 orang tenaga kerja Amazon. Ini merupakan perubahan sigap bagi perusahaan nan baru-baru ini meningkatkan penghasilan dasar pegawainya untuk meningkatkan daya saing nan lebih garang demi mendapatkan bakat.

Amazon dan perusahaan teknologi lainnya sebenarnya telah melakukan rekrutmen pegawai baru secara masif selama pandemi. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi perubahan style hidup masyarakat nan lebih suka berbelanja di e-commerce di era pandemi. Namun, sekarang dengan pandemi nan mereda, kebiasaan tersebut mulai berubah. Akibatnya, banyak perusahaan teknologi nan semula terhindar dari akibat pandemi justru mengalami ujian berat. Akibatnya, mereka kudu memecat pegawai lantaran permintaan tidak seperti saat pandemi lagi.

Baca Juga : Canggih! MRT Jakarta Hadirkan Robot Pintar DINA untuk Patroli di Stasiun

Robot Pekerja 'Sparrow' Milik Amazon

Namun jauh sebelum melakukan PHK besar-besaran tersebut, Amazon rupanya telah memperkenalkan konsep memperkerjakan robot. Pada bulan November 2022, Amazon memperkenalkan Sparrow, robot baru nan dapat memproses produk di penyimpanan secara otomatis tanpa kombinasi tangan manusia. Sparrow merupakan campuran dari AI, computer vision, dan suction-cup 'tangan'. Menurut Amazon, robot ini dapat mengidentifikasi sekitar 65% dari produk nan ada di inventaris perusahaan dan bisa menangani item dengan beragam corak dan ukuran.

Amazon tidak secara definitif menyatakan bahwa robot bakal menggantikan peran manusia. Menurut Amazon, Sparrow bakal memainkan peran krusial untuk mendukung pegawai memfokuskan waktu dan daya mereka pada hal-hal lain, sembari juga meningkatkan keselamatan. Walaupun demikian, kehadiran robot ini menimbulkan kontroversi di kalangan pegawai dan masyarakat lain.

Mohammad Mire, mantan tenaga kerja Amazon dan mahir tenaga kerja, menyatakan bahwa perusahaan mau adanya persaingan antara tenaga kerja dan robot. Kritikus juga memberikan tanggapan tentang otomasi nan merugikan manusia di perusahaan. Athena Coalition, seorang kritikus, menyatakan bahwa Amazon semestinya lebih memperhatikan kualitas pekerjaan dan mengatasi masalah keselamatan di penyimpanan serta di jalan, bukan hanya berinvestasi dengan merugikan pekerja.

Athena juga menyatakan bahwa jika Amazon betul-betul peduli dengan keselamatan pekerja, maka perusahaan kudu menghentikan penghancuran serikat pekerja, membayarkan penghasilan nan layak, dan mengakhiri pengawasan invasif serta praktik manajemen balasan nan menjadi penyebab sebenarnya dari krisis keselamatan perusahaan.

Baca Juga : CES 2023: Mulai dari Smellscapes hingga Robot Anjing, Semua Ada!

(ak)

Sumber Blog Teknologi Indonesia
Blog Teknologi Indonesia
close
Atas