Apa Itu Crypto Winter? Inilah Solusi Survive di Masa Crypto Winter

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Istilah ini kian santer terdengar belakangan ini, utamanya di kalangan trader kripto.

Untuk diketahui, saat ini di bumi mata duit kripto alias cryptocurrency sedang terjadi kejadian nan disebut dengan “Crypto Winter”.

Fenomena nan satu ini dinilai dapat berakibat jelek terhadap ekosistem industri mata duit kripto.

Nah, untuk mengetahui lebih jauh soal istilah nan satu ini, simak ulasan berikut ini.

Baca juga: Apa Itu Crypto Winter dan Seberapa Lama Fenomena Ini Terjadi?

Apa Itu Crypto Winter?

Pada dasarnya, crypto winter merupakan istilah/penyebutan untuk kejadian jatuhnya nilai alias nilai mata duit kripto di pasar secara drastis dan berkepanjangan.

Untuk diketahui, sejumlah mata duit kripto nan cukup dominan di pasar harganya sempat jatuh, misalnya saja Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).

Namun, kejadian merosotnya nilai mata duit kripto ini bukanlah nan pertama kali terjadi. Istilah crypto winter pun telah digunakan sejak awal tahun 2018 lampau untuk menandai merosotnya nilai Bitcoin di pasar lebih dari 80 persen.

Pada 2017 lalu, Bitcoin pernah mencapai level nilai tertingginya di nomor nyaris 19.500 dollar AS (Rp 289 juta jika menggunakan kurs saat ini). Nah, saat memasuki 2018, nilai bitcoin ambruk jadi sekitar 3.300 dollar AS (Rp 48 juta).

Di masa itu, musim dingin crypto ini berjalan mulai Januari 2018 hingga Desember 2020. Kemudian, nilai mata duit kripto pun berangsur pulih.

Puncaknya, pada November 2021 lalu, nilai 1 koin Bitcoin sempat berada di level 68.990 dollar AS (Rp 1 miliar). Akan tetapi, menguatnya nilai mata duit kripto itu tidak berjalan lama.

Pasalnya, nilai beberapa mata duit kripto, termasuk Bitcoin dan Ethereum, terus mengalami kemerosotan hingga 70 persen, sejak tujuh bulan terakhir sejak November 2021.

Adapun kejadian amblesnya nilai mata duit kripto selama berbulan-bulan itu nan kemudian diindikasikan sebagai crypto winters, mirip dengan nan terjadi pada tahun 2018. 

Sejak beberapa waktu belakangan, spekulasi bakal terjadinya crypto winter jilid dua pun sejatinya sudah muncul dan terus terdengar hingga saat ini.

Apa Itu Crypto Winter

Solusi Bertahan di Situasi Crypto Winter – Apa Itu Crypto Winter?

Melangsir tulisan Indodax di Kompasiana, meski belum diketahui crypto winter berapa lama berakhir? Ada kalanya Kita tetap bisa membikin strategi positif untuk bisa melewati fase ini. Tujuannya, agar mendapatkan trik investasi nan terbaik agar tidak loss.

Berikut ini beberapa tips alias solusi menghadapi musim dingin kripto.

1. Tetap Berinvestasi secara Konsisten

Jika fase bull market menjadi fase nan menyenangkan untuk berinvestasi maka fase bear market sebaliknya. Karena pada kondisi ini para penanammodal sedang mengalami tantangan nan berpotensi mengalami kerugian besar.

Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi Global? Ini 4 Negara nan Diprediksi bakal Resesi Tahun 2023

Seperti dikatakan Iakov Levin dikutip dari BeInCrypto, pendiri sekaligus CEO platform investasi aset kripto Midas, mengatakan “Pengguna dapat menyimpan sebagian dari portofolio mereka dalam [bentuk] stablecoin untuk tetap terus menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA).” 

Ia juga menjelaskan bahwa sebaiknya penanammodal kemudian dapat menggunakan biaya tersebut untuk membeli aset kripto utama, seperti BTC dan ETH. Selain itu, dia juga menganjurkan untuk berinvestasi di proyek solusi layer 1 dan layer 2 terbaik di pasaran.

Kemudian, Levin memaparkan, “Saya memandang strategi DCA sebagai solusi jangka panjang selama enam bulan hingga satu tahun. Strategi seperti ini memberi pengguna titik entry nan baik dan memungkinkan mereka menghasilkan untung nan memuaskan selama siklus kenaikan berikutnya.”

2. Pilih Aset Digital nan “Stabil” – Apa Itu Crypto Winter

Seperti nan pernah terjadi sebelumnya, setelah bear market berakhir, pasar kripto bakal kembali bangkit dan bullish.

Chris Esparza, CEO dari platform finansial terdesentralisasi Vault Finance mengatakan kepada BeInCrypto bahwa, aset kripto nan bakal memperkuat nan tak terlampau fluktuatif. 

“Semakin stabil sebuah aset digital, maka semakin mini kemungkinan penanammodal kehilangan dananya. Investor nan sukses menghindari prospek untung nan berlebihan selama crypto winter dan sebaliknya, lebih memilih investasi berisiko rendah nan mempunyai tingkat return nan terjamin.”

3. Menerapkan Strategi “Rebalancing” pada Portofolio

Bull market bisa jadi bakal membikin portofolio menjadi berlebihan. Otomatis, Anda kudu menyeimbangkan kembali (rebalance) portofolio nan dipunya. Caranya, dengan menjual semua aset digital dengan likuidasi rendah.

Menurut CEO Midas Investment, Iakov Levin, ragam  altcoin berkapitalisasi kecil, ialah hingga US$100 juta—sebaiknya dijual, jika tidak ada prasyarat esensial unik terkait pertumbuhan mereka selama bear market saat ini.

Kemudian, dia menambahkan bahwa “Pengguna juga dapat membikin strategi hedging DeFi, di mana penanammodal bisa menghasilkan untung ketika penurunan pasar,” ujarnya.

4. Fokus pada Target Jangka Panjang – Apa Itu Crypto Winter

Terlepas dari seberapa lama crypto winter dan terjadi penurunan pasar kripto nan berkepanjangan. Sangat penting, buat penanammodal untuk memahami perspektif tentang dasar-dasar langkah investasi jangka panjang di industri ini. 

Artinya, sebagai investor, Anda kudu tetap berkomitmen dan tidak perlu panik dengan langsung menjual blue chip milikmu. Karena nantinya bakal merugikan jika Anda bertindak blunder.

Hal nan sama dikatakan Co-founder Paradigm, Fred Ehrsam. Dalam sebuah unggahan blog platform-nya baru-baru ini. Menurutnya, di masa booming, jangan tergoda untuk melakukan segalanya. Pertahankanlah standar tinggi untuk mengubah alias memperluas perspektif kamu.

Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi Global? Sektor Inilah nan bakal Naik, Turun, dan Stabil saat Resesi

Sekian ulasan tentang apa itu crypto winter nan perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus buletin fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Sumber Blog DuniaFintech Blockchain
Blog DuniaFintech Blockchain
close
Atas