Raksasa perbankan A.S. diperkirakan bakal memberikan laporan penyusutan untung kuartal keempat pada minggu ini. Hal ini, lantaran pemberi pinjaman dikabarkan sedang menimbun biaya untuk mempersiapkan pelambatan ekonomi nan menghantam investasi perbankan.
Empat raksasa perbankan Amerika – JPMorgan Chase & Co (JPM.N), Bank of America Corp (BAC.N), Citigroup Inc (C.N) dan Wells Fargo & Co (WFC.N) bakal melaporkan pendapatannya pada hari Jumat.
Proyeksi rata-rata nan dilakukan oleh Refinitiv, Morgan Stanley (MS.N) dan Goldman Sachs (GS.N), nan merupakan dua dari enam pemberi pinjaman terbesar nan diperkirakan mengumpulkan persediaan campuran sebesar US$ 5,7 miliar, dalam persiapan memburuknya pinjaman.. Angka tersebut lebih lebih dari dua kali lipat dari US$ 2,37 miliar nan disisihkan setahun sebelumnya.
“Dengan sebagian besar ahli ekonomi AS memperkirakan resesi alias perlambatan signifikan tahun ini, bank kemungkinan bakal memasukkan prospek ekonomi nan lebih parah,” kata analis Morgan Stanley nan dipimpin oleh Betsy Graseck dalam sebuah catatan.
Seperti diketahui, The Fed meningkatkan suku kembang secara garang dalam upaya menjinakkan inflasi mendekati level tertinggi dalam beberapa dekade. Kenaikan nilai dan biaya pinjaman nan lebih tinggi telah mendorong konsumen dan bisnis, untuk mengekang pengeluaran mereka. Karena itu, bank nan berkedudukan sebagai perantara ekonomi, juga mengalami penurunan untung ketika kegiatan melambat.
Namun, pemberi pinjaman tetap bakal lanjut beroperasi, untuk mendapatkan untung dari kenaikan suku bunga. Hal ini memungkinkan mereka mendapatkan lebih banyak dari kembang nan mereka bebankan kepada peminjam.
Sementara itu, berasas bocoran informasi dari dua narasumber nan enggan disebutkan namanya, Goldman Sachs berencana memberhentikan ribuan tenaga kerja di hari Rabu. Morgan Stanley dan Citigroup, juga telah memangkas pekerjaan setelah anjloknya kegiatan perbankan investasi.
Pergerakan itu terjadi, pasca kreator kesepakatan Wall Street nan menangani merger, akuisisi, dan penawaran umum perdana menghadapi penurunan tajam dalam upaya mereka pada tahun 2022 lantaran kenaikan suku kembang mengguncang pasar.
Data dari Dealogic menunjukkan bahwasanya pendapatan perbankan investasi dunia turun menjadi US$15,3 miliar pada kuartal keempat, lebih dari 50% dari kuartal tahun sebelumnya. Bisnis konsumen juga bakal menjadi konsentrasi utama dalam hasil bank.
Pun demikian dengan rekening rumah tangga telah ditopang selama sebagian besar oleh pasar kerja nan kuat dan stimulus pemerintah selama pandemic. Sementara untuk konsumen, nan umumnya dalam kondisi finansial nan baik sekarang lebih banyak nan mulai terlambat dalam pembayaran.
Dalam skala nan lebih luas, indeks KBW (.BKX) saham bank naik sekitar 4% bulan ini pasca tenggelam nyaris 28% pada tahun lalu. Kendati demikian, sentimen pasar berubah tajam dari angan menjadi ketakutan pada tahun 2022.