Cryptoharian – Bitcoin nan kandas meraih reli diprediksi bakal turun ke level nan lebih rendah di bawah nilai US$ 16.000. Selain itu, Desember ini adalah salah satu momen fake breakout di atas US$ 18.000. Faktanya, tren penurunan nan saat ini menawarkan resistensi $18.850 dapat membawa nilai BTC di bawah US$ 16.000 pada pertengahan Januari.
Dibalik penurunan ini, rupanya ada beberapa argumen nan mendasar, seperti:
Belum Terlihatnya Permintaan Pembeli Bitcoin dengan Leverage
Trader satuan biasanya tidak beriktikad memasuki pasar triwulanan, lantaran perbedaan nilai dengan pasar spot. Sementara itu, trader ahli lebih memilih instrumen ini lantaran mencegah perubahan tingkat pendanaan dalam perjanjian berjangka abadi.
Premi tahunan berjangka tiga bulan kudu diperdagangkan antara +4% hingga +8% di pasar, demi menutupi biaya dan akibat terkait. Jadi, ketika perdagangan berjangka ber-diskon melawan pasar spot biasa, ini menunjukkan kurangnya kepercayaan dari pembeli leverage, nan artinya parameter bearish.
Grafik di atas menunjukkan bahwa pedagang derivatif tetap bearish lantaran premium berjangka Bitcoin berbobot negatif. Yang lebih memprihatinkan, apalagi pump US$ 18.000 pada 14 Desember tidak bisa mengubah whale dan market maker kepada permintaan leverage nan seimbang antara long dan short.
Namun, kurangnya permintaan untuk pembelian leverage tidak serta merta mengindikasikan bahwa trader mengharapkan tindakan nilai nan merugikan secara langsung. Untuk argumen ini, seseorang kudu menganalisis pasar opsi Bitcoin untuk mengecualikan eksternalitas unik untuk instrumen berjangka.
Option Trader Merasa Nyaman dengan Resiko Penurunan
Kemiringan delta 25% adalah tanda nan jelas ketika market maker dan meja arbitrase menerpkan biaya tinggi untuk perlindungan naik alias turun.
Di pasar bearish, option trader memberikan kesempatan lebih tinggi untuk dump harga, menyebabkan parameter miring naik di atas 10%. Di sisi lain, pasar bullish condong mendorong parameter miring di bawah -10%, nan berfaedah opsi put bearish mendapat diskon.
Karena kemiringan delta 30 hari berada di 18%, baik opsi maupun pasar berjangka menunjukkan kepada pedagang pro nan cemas bahwa support US$ 16.100 kemungkinan bakal diuji.
Tekanan Negatif dari The Fed
Terlepas dari arus buletin bearish, skenario makroekonomi memburuk setelah Federal Reserve AS meningkatkan suku kembang sebesar 50 pedoman poin pada 14 Desember. Analis papan atas, Jim Bianco mengatakan bahwa otoritas moneter bakal mempertahankan kebijakan moneternya nan lebih ketat pada tahun 2023.
Investor cemas Bitcoin dapat menembus di bawah support tren turun saat ini di US$ 16.100, memicu koreksi tajam. Selain itu, Th3 Cryptologist, seorang pedagang kripto veteran, menunjukkan laju menurun nan berpotensi menyebabkan terendah US$ 14.000 pada Februari 2023.