Berita Fintech Indonesia: Begini Nasib Fintech P2P Lending Tahun Depan Menurut OJK

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
berita fintech indonesia

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia bakal mengulas soal nasib fintech peer-to-peer lending (P2P lending) pada tahun 2023.

Dalam pandangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan penyaluran biaya dari fintech P2P lending tahun depan bakal mengalami perlambatan.

Hal itu terjadi seiring dengan gelapnya proyeksi ekonomi. Berikut ini buletin fintech Indonesia selengkapnya, sebagaimana dirangkum dari beragam sumber.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: September, Pinjaman Fintech Rp5,09 T

Berita Fintech Indonesia: Gap Kebutuhan Pendanaan UMKM Masih Tinggi

Menurut Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK, Tris Yulianta, pihaknya memandang gap kebutuhan pendanaan untuk UMKM tetap tinggi.

Padahal, UMKM adalah penopang ekonomi Indonesia. Meski demikian, di lain sisi, banyak pihak nan mengatakan tekanan ekonomi sangat tinggi pada tahun mendatang. Hasilnya, Tris memandang adanya perlambatan pada penyaluran biaya P2P lending.

“Kalau penurunan sih enggak, tapi peningkatannya tidak secepat tahun ini. Tapi saya tetap percaya tumbuh lantaran ini juga komitmen dari para pelaku untuk memberikan layanan,” ucapnya selepas helat 4th Indonesia Fintech Summit 2022, dinukil dari CNBC Indonesia, Jumat (11/11/2022).

Ia pun meyakini, dengan prospek ekonomi ke depan, lender fintech P2P lending bakal lebih selektif menyalurkan modal. Hal itu nan bakal membikin pertumbuhan penyaluran dananya melambat.

Kata dia lagi, OJK tengah memperjuangkan platform P2P lending untuk lebih efisien sehingga lebih memberikan keringanan dan efisiensi bagi masyarakat di tanah air.

“Untuk masyarakat kami nan bermasalah, kreditnya bermasalah, gimana lender melakukan restrukturisasi dan lain-lain,” sebutnya.

“Tapi kami tetap optimis fintech tetap bisa survive apalagi bisa berkontribusi untuk menghadapi tekanan ekonomi di tahun 2023.”

Lebih jauh, dirinya pun meminta fintech untuk tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga memberikan pendampingan bagi debitur.

“Bagaimana membantu ke depannya seperti itu sehingga bisa memperkuat alias menghadapi tantangan tahun 2023 nan tekanannya tinggi, ada nan bilang ekonominya gelap dan lain-lain,” paparnya.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Banyak PHK di Perusahaan Fintech, Ini Penyebabnya

Berita Fintech Indonesia: Bank dan Fintech Perlu Berkompetisi 

Di lain sisi, industri perbankan dan fintech dipandang perlu bekerja-sama sekaligus berkompetisi untuk mendorong transaksi pembayaran digital di Indonesia. Dikatakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni P. Joewono, hingga kini, transformasi digital perbankan terus berlanjut.

Adapun perihal tersebut ditunjukkan dengan transaksi kanal pembayaran digital perbankan nan tumbuh 26,44 persen secara year-on-year (yoy).

berita fintech indonesia

“Perbankan dan fintech perlu bekerja-sama dan berkompetisi untuk meningkatkan kualitas layanan. Ke depan, percepatan transaksi digital memerlukan prasarana nan cepat, efisien dan aman,” katanya melalui keterangan tertulis, dinukil dari Bisnis.com.

Ia berpandangan, untuk mengoptimalkan perihal itu, BI melangkah berbareng transformasi digital bagi pemulihan ekonomi melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 demi menciptakan ekosistem pembayaran digital nan sehat.

“Kami percaya bahwa digitalisasi dapat mentransformasikan masa depan nan lebih baik melalui sinergi regulator dan industri untuk menghadapi tantangan sehingga berfaedah bagi masyarakat,” jelasnya.

Transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital Terus Meningkat

Diketahui, BI terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran dan percepatan digitalisasi untuk mendorong efisiensi transaksi ekonomi dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi. Hasilnya, transaksi ekonomi dan finansial digital terus meningkat karena ditopang oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, ekspansi dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta percepatan digital banking.

Untuk nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada kuartal III/2022 sendiri tercatat tumbuh 35,79 persen yoy dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 32,27 persen secara tahunan hingga mencapai Rp404 triliun.

Di lain sisi, nilai transaksi perbankan digital pada periode nan sama naik 29,47 persen yoy. Hingga akhir 2022 ini, nilai itu diperkirakan tumbuh 30,19 persen yoy hingga Rp53.144 triliun. 

Sekian ulasan tentang buletin fintech Indonesia nan perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Inilah Tantangan nan Perlu Diwaspadai Fintech 

Baca terus buletin fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech

The post Berita Fintech Indonesia: Begini Nasib Fintech P2P Lending Tahun Depan Menurut OJK appeared first on Dunia Fintech.

Sumber Blog DuniaFintech Blockchain
Blog DuniaFintech Blockchain
close
Atas