
JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terbaru terkait antisipasi dan upaya AFPI menjaga kualitas pembiayaan fintech lending.
Sebagai informasi, AFPI alias Asosiasi Fintech Pendanaan berbareng Indonesia telah menanggapi kejadian angsuran macet dan penurunan keahlian nan terjadi pada sejumlah personil fintech peer-to-peer (P2P) lending.
Berikut ini buletin fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Kontan.co.id.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: 22 Fintech Diawasi OJK, Ini Kata Pelaku Usaha
Berita Fintech Indonesia: Risk Appetite Jadi Ranah Masing-masing Anggota
Menurut Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi, pihaknya sudah menyiapkan peraturan dan prasarana nan mendukung, tetapi risk appetite menjadi ranah upaya masing-masing personil AFPI.
Di samping itu, AFPI pun terus mengantisipasi pembiayaan macet dari sisi TKB90 dan TWP90 nan memang telah menjadi bagian dari code of conduct nan mesti dipatuhi oleh anggota-anggota AFPI.
Adrian pun mengatakan, AFPI juga sudah melakukan sejumlah antisipasi dan upaya guna menjaga kualitas angsuran nan disalurkan oleh para anggotanya.
Salah satunya, kata dia lagi, dengan langkah mengembangkan Fintech Data Center (FDC) nan mengintegrasikan informasi antara penyelenggara fintech lending satu dengan lainnya.
“FDC ini digunakan untuk menghindari fraud, pinjaman berlebih di mana satu borrower melakukan peminjaman di banyak penyelenggara fintech lending, hingga mengetahui status kelancaran pinjaman,” sebutnya.
Ia menambahkan, upaya tersebut membantu platform fintech lending untuk melakukan pertimbangan ulang dalam menyetujui permohonan pinjaman dari peminjam nan mempunyai catatan pembayaran nan tidak baik.
Adapun proses electronic know your customer (e-KYC) diharapkan dapat mengurangi tingkat fraud alias penipuan nan terjadi di masyarakat sehingga bisa memperkecil potensi terjadinya angsuran macet alias TWP90.
Di samping itu, perihal lain nan tengah dilakukan oleh AFPI adalah mempersiapkan algoritma kepintaran buatan alias artificial intelligence (AI).
Diketahui, AI dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas penilaian angsuran alias credit scoring dan berfaedah mengukur akibat angsuran dari calon peminjam nan sebelumnya tidak punya riwayat pinjaman kredit.
“Semua ini adalah upaya nan telah dan sedang AFPI bangun untuk menjaga kualitas penyaluran pinjaman agar tetap sehat dan terjaga,” tutup Adrian.
Berita Fintech Indonesia: Terus Fokus untuk Sustainable
Sebelumnya diberitakan, saat ini ada sebanyak 22 pemain fintech Peer to Peer Lending nan mempunyai TWP90 di atas 5%. Hal itu sebagaimana catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Terkait Wanprestasi, 22 Fintech P2P Lending Mulai Diawasi OJK
Sementara itu, saat ini diketahui ada sebanyak 102 pemain fintech lending nan sudah berizin OJK. Di samping itu, OJK pun memandang ada penurunan keahlian di beberapa fintech P2P lending, apalagi ada tiga pemain fintech lending nan ekuitas negatif.
Menanggapi perihal itu, Founder dan CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyatakan, pelaku fintech perlu terus konsentrasi untuk sustainable, baik dari sisi finansial maupun dari sisi kualitas pinjaman.
Adapun di penghujung 2022 ini, TWP90 Akseleran kurang dari 0,5%. Ivan menyebut, perihal itu dilakukan dengan melakukan assesment pinjaman secara prudent sehingga pinjaman kandas bayar kecil.
Kata Ivan lagi, juga terdapat asuransi angsuran nan melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak sehingga ketika ada pinjaman kandas bayar, pemberi pinjaman tetap terlindungi.
“Kami mau memberikan peace of mind kepada para pemberi pinjaman kami, baik pemberi pinjaman retail maupun institusional,” tutur Ivan.
Prinsip Kehati-hatian
Di lain sisi, Modal Rakyat sebagai pemain fintech lainnya juga mencatatkan TWP di bawah 5%. Disampaikan CEO Modal Rakyat, Handoko Kwik, dalam kondisi ekonomi dunia nan kurang menentu, prinsip kehati-hatian dan pemilihan sektor upaya kudu menjadi perhatian utama.
Ia pun menyatakan bahwa Stress Test Exercise pada portfolio existing mesti dilakukan quarterly.
“Kami juga kudu selalu siap mengelola ekuitas dengan baik sehingga mempunyai ketahanan modal untuk menghadapi ketidakpastian,” jelasnya.
Sekian ulasan tentang buletin fintech Indonesia nan perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Diduga Gagal Bayar, TaniFund Rugikan Investor Rp14 M
Baca terus buletin fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com
The post Berita Fintech Indonesia: Ini Antisipasi dan Upaya AFPI Jaga Kualitas Pembiayaan Fintech Lending appeared first on Dunia Fintech.