
JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini tetap mengulas hal-hal terkait bangkrutnya pertukaran cryptocurrency ternama dunia, FTX.
Adapun saat ini, FTX tetap menjadi subjek “penyelidikan aktif dan berkelanjutan” oleh otoritas Bahama.
Dalam perihal ini, Jaksa Agung Bahama, Ryan Pinder pada Minggu (27/11/2022) lalu, juga memuji rezim peraturan Bahama dan kecepatannya dalam menanggapi kasus FTX.
Berikut ini buletin kripto hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Liputan6.com.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: FTX Lanjutkan Bayar Gaji Pegawainya
Berita Kripto Hari Ini: Jadi Subyek Investigasi
Diketahui, FTX nan pernah menjadi salah satu bursa cryptocurrency terbesar di bumi itu memang berkantor pusat di Bahama. Adapun akibat krisis likuiditasnya, FTX pun terpaksa untuk menyatakan ambruk pada 11 November.
Hal itu membikin pertukaran kripto ternama ini menjadi subyek investigasi oleh otoritas Bahama dan AS. Pada pertengahan November, Polisi Kerajaan Bahama mengatakan penyelidik pemerintah di Bahama sedang memandang apakah ada “pelanggaran pidana nan terjadi”.
“Kami sedang dalam tahap awal penyelidikan aktif dan berkelanjutan. Ini adalah penyelidikan nan sangat kompleks,” ucap Pinder, dikutip dari Channel News Asia.
Ditambahkan Pinder, kasus bangkrutnya FTX melibatkan otoritas sipil dan kriminal. Pinder juga menyebut Komisi Sekuritas Bahama, Unit Intelijen Keuangan, dan Unit Kejahatan Keuangan kepolisian bakal terus menyelidiki kebenaran dan keadaan terkait krisis kebangkrutan FTX, dan potensi pelanggaran norma Bahama.
“Regulator sekuritas Bahama telah mencabut lisensi FTX Digital dan memulai proses likuidasi paksa sehari sebelum kasus kebangkrutan AS dimulai,” paparnya.
Seperti diketahui, Sam Bankman-Fried, laki-laki berumur 30 tahun itu, mendirikan FTX pada 2019 dan mendorong ledakan cryptocurrency ke kekayaan bersih nan dipatok Forbes tahun lampau sebesar USD 26,5 miliar alias sekitar Rp 417,4 triliun.
Sam Bankman-Fried Mengundurkan Diri
Sebagai informasi, Bankman-Fried mengundurkan diri sebagai chief executive officer FTX pada hari nan sama dengan pengajuan kebangkrutan perusahaan.
Adapun krisis likuiditas terjadi setelah Bankman-Fried diam-diam memindahkan USD 10 miliar biaya pelanggan FTX ke perusahaan perdagangan miliknya, Alameda Research, menurut laporan Reuters, mengutip dua orang nan mengetahui masalah tersebut.
Diketahui, Kantor Kejaksaan AS di Manhattan, nan dipimpin oleh jaksa penuntut penipuan sekuritas veteran Damian Williams, pada pertengahan November mulai menyelidiki gimana FTX menangani biaya pelanggan, sumber nan mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan kepada Reuters.
Adapun runtuhnya FTX terjadi usai serangkaian kehancuran nan sudah menjatuhkan pemain kunci lainnya termasuk Voyager Digital dan Celcius Network dan membikin beberapa penanammodal dunia mempertanyakan kelangsungan sektor kripto.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Binance bakal Akuisisi Voyager Digital
Berita Kripto Hari Ini: FTX bakal Jual hingga Restrukturisasi Anak Usaha
Diberitakan sebelumnya, CEO baru FTX, John Ray, menyebut bahwa dirinya bakal menjual dan merestrukturisasi bisnisnya. Bahkan, perihal itu dilakukan di tengah regulator Bahama dan FTX berbeda dalam pengajuan pengadilan.
“Berdasarkan tinjauan kami selama seminggu terakhir, kami senang mengetahui banyak anak perusahaan FTX nan teregulasi alias berlisensi, di dalam dan di luar Amerika Serikat, mempunyai neraca, manajemen bertanggung jawab dan waralaba nan berharga,” ujar CEO FTX John Ray, seperti dikutip dari CNBC, ditulis Minggu (20/11/2022).
Kata Ray lagi, “prioritas” dalam beberapa minggu mendatang untuk eksplorasi penjualan, rekapitalisasi, dan transaksi strategis lainnya sehubungan dengan perihal tersebut, anak perusahaan nan diidentifikasi.
Adapun pernyataan Ray ini mencuat berbarengan dengan banyaknya pengajuan pada Sabtu pagi, 19 November 2022 di pengadilan Delaware. Dalam pengajuan itu, FTX meminta izin untuk membayar vendor luar, konsolidasikan rekening bank, dan membikin nan baru.
Sementara itu, untuk kemungkinan penjualan tidak jelas. FTX mengindikasikan belum menetapkan agenda unik untuk penyelesaian proses ini. FTX juga mengatakan tidak bermaksud untuk mengungkapkan perkembangan lebih lanjut selain dan sampai ditentukan pengungkapan lebih lanjut nan sesuai dan diperlukan.
Di lain sisi, baik FTX maupun regulator Bahama mencari yurisdiksi atas proses kebangkrutan di dua pengadilan Amerika Serikat nan berbeda. Pekan lalu, regulator Bahama memindahkan ratusan juat “aset digital dari FTX ke milik mereka sendiri setelah FTX menuding melakukannya dalam pengajuan pengadilan.
Ray memilih beberapa anak perusahaan nan lebih sehat. Salah satu contohnya Ledger X, platform derivatif nan diatur oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi. LedgerX, salah satu dari sedikit aset terkait FTX nan bukan bagian dari proses kebangkrutannya dan tetap beraksi hingga kini.
Platform nan diakuisisi FTX pada 2021 memungkinkan trader membeli opsi, perjanjian berjangka pada Bitcoin dan Ethereum.
Sekian ulasan tentang buletin kripto hari ini nan perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Dana Grup FTX Ternyata Dipakai untuk Beli Barang Pribadi
Baca terus buletin fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com
The post Berita Kripto Hari Ini: Kasus Bangkrutnya FTX Masih Diselidiki Otoritas Bahama dan AS appeared first on Dunia Fintech.