JAKARTA – Berita kripto hari ini bakal mengulas peretasan nan menimpa bursa pertukaran kripto nan sudah bangkrut, FTX.
Adapun FTX mengatakan bahwa kripto senilai USD 415 juta alias setara Rp 6,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.176 per dolar AS) diretas dari akun bursa.
Angka itu diketahui mewakili porsi nan cukup besar dari aset nan teridentifikasi nan coba dipulihkan oleh perusahaan.
Berikut ini buletin kripto hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Liputan6.com.
Berita Kripto Hari Ini: Perbarui Total Aset Likuid nan Diidentifikasi
Melangsir CNBC, dalam presentasi berjudul “Memaksimalkan Pemulihan FTX”, pengacara dan penasihat untuk debitur FTX sudah memperbarui total aset likuid nan diidentifikasi untuk pemulihan nilainya sekitar USD 5,5 miliar alias setara Rp 83,4 triliun.
Adapun presentasi 20 laman dari pengacara dan penasihat FTX memberikan perincian aset FTX dan di mana mereka mencari pemulihan potensial nan dapat dikembalikan ke debitur.
Itu termasuk properti berbobot ratusan juta dolar di Bahama, tempat Bankman-Fried tinggal dan menjalankan perusahaan.
Akan tetapi, dari total aset nan tercatat ada kegiatan nan tidak sah sebesar USD 323 juta alias setara Rp 4,9 triliun dari akun FTX.com dan USD 90 juta alias setara Rp 1,3 triliun dari akun FTX AS, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Alameda Research, anak perusahaan FTX lainnya, juga mengalami pencurian sebesar USD 2 juta alias setara Rp 30,3 miliar. Total, ada USD 415 juta kripto nan diretas dari perusahaan FTX.
Diketahui, FTX mengusulkan kebangkrutan setelah gelombang penarikan melumpuhkan bursa dan anak perusahaannya, Alameda Research.
Dalam perihal ini, pendiri dan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried didakwa oleh jaksa federal atas tuduhan penipuan dan pencucian duit pada bulan Desember.
Bankman-Fried sendiri mengaku tidak bersalah atas dakwaan awal bulan ini. Ia pun dibebaskan dengan agunan USD 250 juta alias setara Rp 3,7 triliun menjelang persidangannya, nan ditetapkan pada Oktober 2022.
Berita Kripto Hari Ini: Mantan Direktur Teknik FTX Diduga Negosiasi dengan Jaksa demi Bebas Hukuman
Sebelumnya, sebuah laporan merinci, mantan kepala teknik di FTX, Nishad Singh berada di bawah radar pengawasan petugas penegak norma AS dari Distrik Selatan New York (SDNY).
Melangsir Bitcoin.com, informasi ini diungkapkan oleh “orang-orang nan mengetahui masalah tersebut” dan kegiatan Singh akhir-akhir ini tidak diketahui.
Hingga saat ini, perihal nan diketahui tentang Nishad Singh adalah dia menyumbangkan USD 9,3 juta alias setara Rp 143,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.457 per dolar AS) kepada kandidat politik Demokrat AS sejak 2020.
Singh pun diduga menyumbangkan kode ke platform FTX dan perincian arsip kebangkrutan Singh meminjam USD 543 juta alias setara Rp 8,3 triliun dari Alameda Research sebelum bisnisnya runtuh.
Lakukan Penawaran dengan Penegak Hukum Setempat
Adapun pada 10 Januari 2023 lalu, laporan lain nan diterbitkan oleh Bloomberg merinci Singh telah terlihat di daerah Distrik Selatan New York (SDNY) dan telah mengadakan sesi penawaran dengan penegak norma setempat.
Kerap kali, sesi penawaran dimaksudkan untuk memungkinkan terdakwa alias tersangka mengurangi alias membebaskan paparan pidana mereka.
Akan tetapi, mereka tidak selalu sukses untuk perseorangan tersebut dan setelah sesi penawaran dikatakan dan dilakukan, seorang peserta tetap dapat didakwa dengan tindak pidana nan sama.
Dugaan pertemuan Singh juga didokumentasikan dan diungkapkan oleh “orang-orang nan mengetahui masalah tersebut”.
Ava Benny-Morrison dari Bloomberg merinci bahwa Singh bekerja sama dengan langkah nan sama seperti salah satu pendiri FTX Gary Wang dan mantan CEO Alameda Caroline Ellison.
Di samping dugaan sesi penawaran dengan jaksa Singh dan SDNY, Charles Gasparino dari Fox Business Network merinci minggu ini jaksa mengeluh sumber daya mungkin lenyap dalam penyelidikan penipuan nan melibatkan FTX dan SBF.
“Jaksa memberi tahu pengacara nan terkait dengan investigasi penipuan Sam Bankman-Fried kasus ini sangat luas sehingga dapat menghabiskan sumber daya Distrik Selatan lantaran mencakup potensi suap, pelanggaran kontribusi kampanye, manipulasi pasar selain pencurian dan penipuan,” tulis Gasparino.
Akibat pernyataan itu, tidak sedikit orang nan berbual tentang keadaan pemerintah dan beberapa orang juga mencemooh soal SBF nan menyebut menghabiskan sumber daya adalah skill SBF.
Sekian ulasan tentang buletin kripto hari ini nan perlu diketahui. Semoga bermanfaat.