
Seorang guru besar di Universitas George Mason Virginia baru-baru ini menguji Claude AI pada ujian norma dan ekonomi tingkat universitas.
Percaya alias tidak, kepintaran buatan ini sukses lulus kedua ujian tersebut. Bahkan, profesor memuji program tersebut lantaran menghasilkan jawaban lebih baik daripada manusia.
Tak hanya itu, program itu juga dipuji oleh guru besar di Universitas George Mason sebagai saingan nan layak untuk ChatGPT, generator teks AI OpenAI nan telah menggemparkan internet.
Tentang Claude AI
Program kepintaran buatan Claude dikembangkan oleh perusahaan riset AI Anthropic. Saat ini, perusahaan itu tetap membatasi akses publik ke AI-nya dan mereka hanya mengujinya melalui sistem beta tertutup. Namun, tidak menutup kemungkinan program ini nantinya bisa digunakan secara luas.
Claude dilaporkan telah membuat para akademisi terkesan lantaran bisa mengutarakan jawaban komprehensif dengan petunjuk nan rumit dalam ujian nan dilakukan.
Contohnya di salah satu pertanyaan ujian hukum, Claude AI bisa menyimpulkan rekomendasi nan dapat dipercaya tentang langkah mengubah undang-undang kekayaan intelektual. Jawabannya dinilai meyakinkan.
"Secara keseluruhan, tujuannya adalah untuk membikin undang-undang IP tidak terlalu ketat dan membikin lebih banyak karya tersedia untuk umum lebih cepat. Tetapi krusial untuk tetap memberikan beberapa insentif dan kompensasi pada pembuat untuk jangka waktu terbatas," tulis Claude.
Kesimpulan
Claude AI dari Anthropic baru saja lulus ujian norma dan ekonomi tingkat universitas. Alhasil, para akademisi menghujaninya dengan pujian.
Hasilnya, ini membuktikan bahwa Claude adalah rival sepada ChatGPT. Kejadian seperti ini bakal meningkat lebih sigap lantaran lebih banyak perusahaan seperti Google sedang mengembangkan program AI baru.
Lebih krusial lagi, kita kudu beradaptasi dengan kepintaran buatan lantaran mengubah kehidupan sehari-hari lebih cepat. Mulailah dengan mengikuti tren digital terbaru di Teknologi.id.