Film I Wanna Dance with Somebody, Mempesona Berakhir Tragis Tanpa Kesan Mendalam

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

Film I Wanna Dance with Somebody, bakal membawa penonton ke dalam industri intermezo , dengan arah dan tujuan diatur oleh sang penyanyi , The Voice : Whitney Houston.

I wanna dance with somebody

Dalam menit awal, penonton bakal dibawa untuk mengikuti, gimana Whitney dengan mudahnya memasuki industri musik dan mempunyai rasa percaya diri sangat tinggi untuk mengatur alias berdiskusi dengan  Clive Davis (Stanley Tucci)  dari label Arista Records . Ini semua berasal dari kesepakatan nan Whitney  buat dengan ibunya  Cissy Houston (Tamara Tunie) , sedari kecil,  bahwa dia bakal konsentrasi dan memilih untuk hidup di industri musik.

Kemudian penonton bakal dibawa ke dalam ruangl lingkup persaingan untuk memperebukan penghargaan tertinggi , serta juga perjumpaannya dengan  Bobby Brown ( Ashton Sanders) , nan bakal memberikan banyak peningkatan warna dalam musiknya.

I wanna dance with somebody

Whitney dianggap mewakili bumi musik nan berbeda, itulah sebabnya di awal karirnya dia termasuk mengalami kesulitan untuk diterima oleh sesama seniman musik, walaupun lagunya banyak menjadi hits dan menarik perhatian masyarakat dunia. Namun rupanya ada kriteria-kriteria tertentu nan membikin dia mengalami halangan dalam meraih penghargaan. Pertemuan dengan Bobby Brown memberikan warna tertentu dan Whitney mendapatkan tempat di hati para seniman musik.

Whitney sendiri sukses menarik perhatian , dengan kemampuannya membawakan lagu sederhana menjadi terkesan megah dan luar biasa. Ini terlihat sejak saat dia terpilih untuk menyanyikan “The Star-Spangled Banner”, lagu kebangsaan Amerika Serikat di  Super Bowl XXV , serta kemampuannya merubah lagu sederhana nan dinyanyikan Dolly Parton dalam movie perdananya The Body Guard.

Semua nan Whitney sentuh , selalu muncul dengan tampilan luar biasa dan lama kelamaan ini membikin dirinya merasa terbebani dengan harapan-harapan tinggi baik dari orang sekitarnya hingga masyarakat dunia. Pencarian ketenangan bathinnya , dia harapkan dapat dia peroleh dari suaminya Bobby Brown. Walaupun sahabatnya telah memperingatkan bakal kelakuan Bobby Brown, dia nan telah mabuk oleh cinta dan juga bakal angan bahwa lantaran mereka berdua berasal dari latar belakang nan kurang lebih sama, dapat saling terbuka satu sama lain. Tidak ada rahasia di antara mereka.

Namun angan demi angan , tidak menjadi realita dan akhirnya Whitney pun masuk ke dalam bumi narkoba dan akibat dari obat-obatan pun mulai merusak hidupnya.

Ini adalah sebuah cerita, nan dapat dibaca, didengar di semua media . Kabar mengenai Whitney Houston dan tragedi kematiannya.

Namun menarik dalam movie I Wanna Dance with Somebody  ini, adalah sosok aktris pemeran Whitney Houston, ialah aktris Naomi Ackie. Ia memegang peranan krusial untuk menghadirkan Whitney secara nyata ke hadapan penonton, dan Cinemags menilainya dia bisa menampilkan perihal tersebut saat Whitney tetap muda , dengan segala keceriaan dan semnagatnya. Namun saat mendekati masa pernikahan dengan Bobby Brown, entah kenapa pesonanya terlihat memudar dan penonton seolah dibawa hanya untuk menikmati konser pemutaran mengenang Whitney Houston, ada sesuatu nan lenyap dari penampilan dirinya di masa ini.

Adapun tokoh  Ashton Sanders , terlihat sejak memulai memasuki babak pernikahan, sukses menampilkan diri sebagai karakter nan egosentris serta manipulatif . Ini tetap memperkuat hingga akhir cerita , memberikan ruang bercahaya bagi sang aktor.

Bagi para fans Whitney Houston, tentunya movie ini bakal sangat menghibur kerinduan mereka. Namun hanya sampai di titik ini saja, tiada kesan nan berfaedah , hingga akhir cerita.

Film I Wanna Dance with Somebody ini seolah terbagi menjadi dua babak. babak pertama adalah mengenai kekuatan wanita dan gimana meraihnya. Adapun babak kedua adalah mengenai kelamnya bumi narkoba dan bakal menghancurkan semua orang nan terjun masuk ke dalam bumi ini. Ini adalah dua perihal nan dirasakan kurang pas untuk disandingkan , terasa ada sesuatu nan janggal dan hilang, walaupun mungkin hal-hal semacam ini sering terjadi dalam industri musik.

Kemudian sifat manipulatif Ayah Whitney Houston sendiri, terasa kurang diberi ruang untuk pengembangan. Masih banyak ruang untuk mempertanyakan motivasi sang Ayah dan apa penyebab dirinya begitu terobsesi untuk membikin putrinya menjadi semacam mesin duit . Motivasi dan latar nan diberikan dalam movie ini, kurang begitu tergali lebih dalam.

Cinemags sendiri sangat mengharapkan kedalaman dan peralihan karakter nan pernah dihadirkan oleh sutradara  Kasi Lemmons , sebagaimana nan dia tampilkan melalui movie The Silence of the Lambs (1991). Namun angan kali nampaknya kurang terpenuhi . Terasa movie ini awalnya mempesona, sukses menggiring kepada akhir cerita nan berhujung tragis , namun tanpa kesan mendalam. Tiada klimaks dalam movie ini, semua terasa datar dan penonton pada akhirnya kembali berambisi agar dapat mendengarkan kembali beberapa lagu terkenal Whitney Houston.

Pada sisi ini, memang Kasi Lemmons sukses memenuhi angan penonton, namun dari segi kedalaman drama dan pemberian klimaks , terasa sangat kurang dan tak jelas hendak dibwa kemana akhir ceritanya.

Bagi nan mau bernostalgia dengan lagu-lagu Whitney Houston dan memandang sepenggal kehidupannya , sudah dapat menyaksikan di bioskop .

Sumber Blog CineMags
Blog CineMags
close
Atas