Hitekno.com - Menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Buol, dan Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo, Zenius berupaya untuk meningkatkan kompetensi siwa di daerah Indonesia Timur, terutama beberapa daerah tersebut.
Sebagai informasi, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah sebuah parameter nan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat.
Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan IPM setiap tahunnya. Umumnya provinsi dengan IPM tertinggi berasal dari provinsi nan berada di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan bagian barat Indonesia. Lalu gimana dengan daerah di timur Indonesia?
Mengutip IPM nasional tahun 2021 lalu, hanya Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Sulawesi Utara nan masuk ke dalam 10 provinsi dengan IPM tertinggi.
Sisanya diisi oleh provinsi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, ataupun provinsi di Pulau Sumatera seperti Riau dan Sumatera Barat.
Dari temuan tersebut, platform edukasi berbasis teknologi, Zenius, menginisiasi kerjasama dengan beberapa daerah di Indonesia Timur. Sejak 2020 lalu, Zenius telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel).
Kerja sama ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan kapabilitas pembimbing dan penyesuaian pembelajaran berbasis teknologi melalui penggunaan platform Zenius.
Selain itu, Sulsel juga menargetkan lebih banyak siswa-siswi nan lolos ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), di mana perihal tersebut juga bakal berakibat terhadap IPM daerah.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Setiawan Aswad PhD. mengatakan, "Kami menyambut baik kerja sama nan telah terjalin dengan Zenius selama ini. Dalam setahun terakhir, kami juga memandang adanya peningkatan dari jumlah siswa SMA/SMK nan diterima di perguruan tinggi negeri di Sulsel. Kami berambisi tahun depan bakal semakin banyak siswa-siswi nan masuk Ke PTN."
Setahun terakhir, Zenius dan Disdik Sulsel sudah menyelenggarakan beragam kegiatan pendidikan mulai dari lokakarya untuk pembimbing nan menjangkau lebih dari 7.000 pembimbing SMA dan SMK di Provinsi Sulsel, hingga melaksanakan Try Out (TO) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Try Out Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan format terbaru nan telah diikuti oleh lebih dari 30.000 siswa.
Kegiatan ini pun bersambung hingga ke Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Buol. Kerja sama nan bakal berjalan hingga 2025 mendatang ini meliputi beberapa kegiatan kegiatan pendidikan, mulai dari TO AKM SD dan SMP, penyediaan paket belajar AKM, seleksi danasiwa untuk para siswa, training guru, dan training Bahasa Inggris.
Sebagai pembuka kerja sama tersebut, Zenius dan Pemkab Buol melangsungkan TO AKM nan diikuti lebih dari 5.000 siswa kelas 4 SD dan kelas 7 SMP untuk persiapan menghadapi AKM di tahun depan.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Kabupaten Buol, Drs. H. Muchlis, M.M mengatakan, "Pendidikan berbobot menjadi kewenangan seluruh siswa, termasuk bagi mereka nan berada di daerah terluar seperti di Kabupaten Buol. Perbaikan mutu pendidikan merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Buol, untuk itu lah kami menggandeng Zenius demi meningkatkan kompetensi para siswa di Kabupaten Buol. Semoga kerja sama ini bisa membawa akibat positif terhadap siswa, guru, dan sekolah di Kabupaten Buol."
Dalam penyelenggaraan TO tersebut, tim Zenius memandang prasarana nan kurang memadai menjadi hambatan utama bagi para siswa dalam mengerjakan TO.
Beberapa siswa tidak bisa mengerjakan TO di ruang kelas alias di lingkungan sekolah, tetapi mereka kudu pergi ke balai desa, rumah pribadi guru, apalagi pinggir pantai, demi mendapatkan sinyal internet.

Bahkan ada juga sekolah nan mengharuskan siswa untuk berangkat subuh agar dapat menumpang mengerjakan TO di sekolah dengan prasarana digital nan lebih layak. Beberapa pembimbing juga merelakan kuota internet dari ponsel mereka dipakai untuk mengerjakan TO lantaran modem sekolah nan tidak berfungsi.
Belum lagi, literasi digital para siswa dan pembimbing di daerah tersebut juga tetap kudu ditingkatkan. Banyak siswa nan tetap belum terbiasa untuk menggunakan laptop alias handphone.
Sementara, dari segi kompetensi, tidak sedikit siswa kelas 4 SD nan tetap belum lancar membaca, alias memahami Bahasa Indonesia saat diajak berinteraksi sehari-hari. Begitu juga dengan siswa SMP nan tetap belum memahami Bahasa Inggris meskipun tingkat dasar.
"Terlepas dari semua hambatan dan masalah nan ada, kami memandang secara langsung semangat dari setiap siswa dan pembimbing dalam belajar. Mereka tetap antusias untuk mengikuti try out meski kudu melangkah ke balai desa, alias berpanas-panasan ke pinggir pantai. Semangat dan optimisme inilah nan mendorong kami untuk berkomitmen memperluas akses pendidikan berbobot ke seluruh daerah Indonesia. Semoga kami bisa bekerja-sama dengan lebih banyak daerah di Indonesia ke depannya," tutur Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda PS.
Pada tanggal 12 Desember lalu, Zenius juga resmi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo.
Kerja sama nan bakal berjalan selama tiga tahun ke depan ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di provinsi tersebut melalui peningkatan kompetensi berbasis digital nan menekankan pada pemahaman konseptual dan skolastik.
Melalui kerja sama ini, Zenius berambisi dapat turut berkontribusi pada peningkatan literasi digital pembimbing dan siswa di Gorontalo.
Zenius berambisi untuk terus bekerja-sama dengan semakin banyak pihak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan siswa-siswa di seluruh Indonesia.
Zenius juga membuka kesempatan bekerja sama bagi seluruh Dinas Pendidikan alias pun pemerintah daerah nan mempunyai pandangan nan sama dalam pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kompetensi siswa dan guru.