Google Meminta Karyawannya untuk Menguji Calon Pesaing ChatGPT

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

Foto: CNBC

Google sedang menguji produk chatbot baru nan didukung kepintaran buatan alias artificial intelligence (AI). Hal ini kemungkinan besar bakal memengaruhi peluncuran produk publik di masa mendatang.

Alphabet bekerja dalam projek dibawah unit cloud yang bernama Atlas berusaha menyaingi ChatGPT, chatbot yang mengambil perhatian publik sejak diluncurkan tahun lalu. Google juga menguji chatbot Apprentice Bard, nan mempunyai langkah kerja nyaris sama dengan ChatGPT.

Para pemimpin Google telah meminta feedback dari banyak tenaga kerja tentang upaya pengetesan tersebut dalam beberapa minggu. Pengujian ini diawali dari meningkatnya kekhawatiran tenaga kerja bakal kejuaraan perusahaan dengan ketenaran ChatGPT nan diluncurkan oleh OpenAI dan didukung oleh Microsoft.

Jeff Dean, Kepala AI Google, mengatakan kepada tenaga kerja bahwa perusahaan mempunyai lebih banyak 'resiko reputasi' dalam memberikan informasi nan salah. Maka dari itu Google bergerak lebih 'lebih konservatif' jika dibandingkan dengan startup kecil. Namun, Jeff juga menggoda karyawannya dengan mengatakan bahwa Google mungkin bakal meluncurkan produk serupa ke publik tahun ini.

Apprentice Bard

Salah satu produk uji coba nan dilakukan oleh Google adalah chatbot berjulukan Apprentice Bard nan menggunakan teknologi percakapan Google LamDA alias juga dikenal sebagai model bahasa untuk aplikasi dialog. Menurut CNBC, tenaga kerja Google diharuskan mengutamakan projek pengetesan ini dibandingkan dengan projek lainnya.

Terlihat mirip dengan ChatGPT, Apprentice Bard memungkinkan penggunanya memasukkan pertanyaan di kotak perbincangan dan mendapatkan jawaban berupa teks. Berdasarkan beberapa tanggapan hasil pengetesan nan dilakukan Google, Apprentice Bard memberikan jawaban nan dapat mencakup peristiwa terkini nan tentunya merupakan fitur nan belum dimiliki ChatGPT.

Karyawan Google memperhatikan jika dalam beberapa minggu terakhir respons alias jawaban dari Apprentice Bard menjadi lebih maju. Hal tersebut dibuktikan dengan jawaban nan diberikan terkait pertanyaan 'Apakah bakal ada putaran PHK lagi di Google setelah perusahaan memberhentikan 12.000 tenaga kerja pada awal bulan ini?'. Berikut jawaban nan diberikan oleh Apprentice Bard.

Google juga sedang menguji laman pencarian pengganti nan dapat menggunakan format tanya jawab. Namun memang belum jelas penelitian mana nan direncanakan Googke untuk dimasukkan ke dalam peluncuran produk di masa mendatang.

"Kami telah lama berfokus pada pengembangan dan penerapan AI untuk meningkatkan kehidupan masyarakat," kata ahli bica Google. "Kami percaya bahwa AI adalah teknologi dasar dan transformatif nan sangat berfaedah bagi individu, bisnis, dan komunitas. Dan seperti nan dijelaskan, kami perlu mempertimbangkan akibat sosial nan lebih luas dari penemuan ini. Kami terus menguji teknologi AI kami secara internal untuk memstikannya berfaedah dan aman. Kami berambisi dapat segera membagikan lebih banyak pengalaman secara eksternal."

ChatGPT bakal dipekerjakan sebagai engineer level 3

Tim Google juga telah menguji obrolan LaMDA beta terhadap ChatGPT itu sendiri. Dan diketahui dari satu arsip nan dilihat oleh CNBC tertulis, "ChatGPT secara luar biasa dipekerjakan sebagai L3 saat diwawancarai untuk posisi pengkodean." Namun baik LaMDA dan ChatGPT menjawab bahwa baik ChatGPT dan AlphaVode tidak bakal menggantikan posisi programmer.

LaMDA menjelaskan bahwa programming adalah olahraga team dan chatbot hanya bakal membantu programmer bekerja lebih efektif dan tidak bisa menggantikan kreatifitas dan keartistikan nan sangat krusial bagi sebuah program.

Memiliki respons nan mirip, ChatGPT menjelaskan bahwa ChatGPT alias Alphacode tidak mungkin menggantikan programmer lantaran chatbot tidak memili keahlian untuk menggantikan skill dan kreatifitas manusia, programming juga merupakan bagian kompleks nan memerlukan pemahaman mendalam bakal dasar pengetahuan komputer dan keahlian penyesuaian dengan teknologi baru.

Pengujian lainnya adalah dengan meminta LaMDA dan ChatGPT untuk menulis segmen movie kocak dengan style Wes Anderson. LaMDA menulis dalam corak skrip sedangkan ChatGPT menulisnya dalam corak narasi nan lebih panjang dan mendalam. Dan pengetesan nan terakhir adalah dengan menanyakan teka-teki kepada kedua chatbot, dan keduanya menjawab perihal nan berbeda.

Sumber Blog Teknologi Indonesia
Blog Teknologi Indonesia
close
Atas