Hadapi Isu Perekonomian 2023, Perusahaan Industri Sebaiknya Lakukan Ini

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Hitekno.com - International Monetary Fund (IMF) meramalkan, bahwa sepertiga bumi bakal mengalami resesi bumi nan diperkirakan terjadi di tahun ini. Ia merujuk semua negara nan menjadi mesin utama pertumbuhan, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China. JP Morgan dalam outlook-nya menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di negara maju, bakal berakibat signifikan terhadap kegiatan masyarakat jika inflasi tak sukses ditekan. Hal ini kemungkinan bakal berakibat ke negara berkembang nan mempunyai hubungan kerja sama dengan ketiga negara tersebut, seperti Indonesia.

Dengan adanya gambaran tersebut, Indonesia kudu mempersiapkan planning nan matang. Harapannya kegiatan perindustrian di Indonesia tidak tersendat dengan adanya rumor resesi ini lantaran perindustrian menjadi salah satu tonggak utama untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia. Pelaku industri di Indonesia dapat meminimalisir akibat tersebut dengan langkah melakukan efektivitas pada tahap pendistribusian hasil produksinya.

Salah satu perihal krusial dalam proses pendistribusian, tentu dibutuhkan adanya pengawasan terhadap transportasi pengangkut barang-barang tersebut (truk). Efektivitas nan dimaksud dalam perihal ini, adalah pengukuran tonase pada tiap truk pengangkut peralatan nan kudu diukur sedetail mungkin. Mengapa? Melihat kecelakaan truk nan sering terjadi di jalan raya akibat kelebihan muatan, tidak hanya merugikan pengguna jalan, tapi juga merugikan perusahaan apalagi negara. Dengan mengurangi perihal ini terjadi, maka secara tidak langsung membantu untuk menekan perekonomian negara akibat kerugian nan tersebut.

Baca Juga: Bangun Ekosistem Ekonomi Digital dan Hijau Indonesia, Huawei Perkuat Kolaborasi dengan Mitra Lokal

Menurut Faris, VP Faris Al Husaini VP Sales & Marketing Widya Matador, jika proses penimbangan dilakukan dengan betul dan administrasinya sesuai, kecelakaan nan terjadi akibat truk kelebihan muatan juga pasti bakal semakin minim. Kerugian perusahaan berkurang, dan setidaknya bisa mengurangi ‘beban’ negara pula.

Kecanggihan IoT (Internet of Things) telah diterapkan oleh Widya Matador dalam Sistem Automasi Jembatan Timbang miliknya. Dengan penerapan IoT, segala proses penimbangan dapat dilakukan secara efisien. “Untuk saat ini penggunaannya tetap memerlukan support operator (SDM). Tapi next-nya, harapannya bisa betul-betul otomatis (tanpa operator). Dengan begitu, bakal lebih menghemat pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan SDM,” jelas Faris.

Sistem Automasi Jembatan Timbang milik Widya Matador ini, sudah terintegrasi dengan ERP dan mempunyai dashboard reporting nan bisa diakses melalui website. "Pengukuran dan pengawasan tentunya bakal lebih mudah, efisien, dan efektif. Jadi harapannya ‘gak ada lagi kecurangan ODOL nan menyebabkan kerugian beragam sektor," lanjut Faris.

Baca Juga: Niagahoster: Pentingnya Dukungan pada UMKM dalam Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Meskipun hasil pengukuran dapat diakses secara online, tidak perlu cemas jika informasi bakal lenyap ketika jaringan tidak stabil. Widya Matador telah menyiapkan penyimpanan informasi lokal untuk mengantisipasi perihal tersebut. Teknologi ini juga dilengkapi dengan fitur tombol darurat dan notifikasi melalui telegram. Sehingga, memudahkan pengemudi truk untuk menunjukkan jika terjadi hal-hal nan tidak diinginkan.

"Kalau mau lebih irit lagi, sebenernya perusahaan jembatan timbang bisa langsung kerja sama dengan kami untuk bikin bundle package. Daripada beli terpisah, cost nya malah tambah membengkak. Tujuannya ‘kan juga kita pengen agar perindustrian Indonesia tetap melangkah baik di tengah gempuran rumor perekonomian tahun ini," tutur Faris menutup perbincangan beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Tak Cuma GoTo, Ruangguru Juga Lakukan PHK Massal, Bau Resesi Kental Tercium

Sumber Blog Hitekno - Berita Teknologi IT
Blog Hitekno -  Berita Teknologi IT
close
Atas