Hampir 35.000 akun pengguna PayPal telah dibobol oleh apa nan disebut "credential stuffing".
Dilansir dari Phone Arena, PayPal sukses menghentikan intrusi dua hari dan mengatur ulang kata sandi pengguna nan terpengaruh.
Faktanya, server PayPal sendiri tidak diretas. Alasan peretasan adalah apa nan disebut "credential stuffing", teknik nan digunakan peretas untuk mendapatkan akses ke akun pengguna.
Jenis serangan ini adalah ketika peretas menggunakan info login nan sebelumnya bocor dan jika pengguna telah menggunakannya kembali untuk akun PayPal mereka, peretas bisa mendapatkan akses.
Intrusi dilaporkan berjalan selama dua hari, antara 6 Desember dan 8 Desember 2022, dan memengaruhi 34.942 akun pengguna.
Ada kemungkinan bahwa peretas dapat mengakses sejumlah besar informasi pribadi untuk pengguna nan terkena dampak, termasuk nama lengkap, tanggal lahir, alamat pos, nomor agunan sosial, dan nomor identifikasi pajak individu.
Selain itu, peretas mempunyai akses ke riwayat transaksi, perincian kartu angsuran dan debit nan terhubung, dan informasi faktur PayPal.
Namun, PayPal bisa menghentikan serangan dan mengatur ulang kata sandi untuk pengguna sehingga peretas bakal kehilangan akses.
Platform pembayaran online terkenal meyakinkan bahwa tidak ada transaksi tidak sah nan dicoba.
Pengguna nan terkena akibat juga mendapatkan pemantauan angsuran selama dua tahun cuma-cuma dari Equifax.
Secara keseluruhan, ini bisa menjadi situasi nan sangat jelek jika peretas mencoba melakukan transaksi dari akun pengguna nan terpengaruh.
Untungnya, ini tidak terjadi. Seluruh situasi menunjukkan bahwa tidak menggunakan kembali kata sandi nan sama di seluruh platform (terutama PayPal alias platform pembayaran lainnya) adalah nan terpenting.
Jika Anda mengalami kesulitan mengingat semua kata sandi Anda, Anda dapat menggunakan layanan seperti 1Password alias pengelola kata sandi lainnya.
Selain itu, Anda dapat memanfaatkan otentikasi dua aspek PayPal untuk keamanan akun Anda nan lebih ketat.