Ary Palguna
26th December, 2022
Selama tahun 2022 ini market kripto mengalami fase bearish dimana Bitcoin sebagai kripto dengan valuasi terbesar telah mengalami penurunan -75% dari nilai tertingginya. Dengan anjloknya Bitcoin, kripto lainnya juga mengalami penurunan nan lebih parah.
Bagaimanakah performa Bitcoin di tahun 2023? Berikut adalah analisa nilai Bitcoin pada tahun 2023 berasas beragam aspek mulai dari makroekonomi, rainbowchart, dan biaya mining.
The FED Stop Kenaikan Suku Bunga
Pada 15 Desember 2022, The Fed meningkatkan suku kembang sebesar 50 pedoman point menjadi 4,50%, ini merupakan suku kembang tertinggi sejak tahun 2007.
Rencananya pada 2023, bakal ada pertemuan FOMC pada 1 Februari dan 22 Maret 2023.
Proyeksi The Fed pada tahun 2023 bakal ada kenaikan suku kembang dengan rentang 4,75% – 5,75% dan memungkinkan kenaikan suku kembang terjadi satu kali alias lebih.
Berdasarkan CME Watch Tools, ialah tools nan menghitung kesempatan kenaikan rentang suku kembang AS, menyatakan bahwa kesempatan sangat besar untuk kenaikan suku kembang sebesar 0,25% pada dua pertemuan FOMC mendatang dengan suku kembang menjadi 5,00%.
Baca juga: FOMC Meeting dan Pengaruhnya Pada Crypto
Setelah dua pertemuan FOMC ini, CME Watch Tools memprediksikan bahwa suku kembang bakal tetap pada nomor 5,00% alias dengan kata lain The FED bakal menghentikan kenaikan suku kembang setelah menyentuh 5,00%.

Hal tersebut berarti, The Fed kemungkinan besar tidak seagresif tahun 2022 dalam meningkatkan suku kembang dan kuartal pertama tahun 2023 bakal menjadi puncak suku kembang tertinggi.
Dengan berhentinya kenaikkan suku bunga, maka menjadi sentimen positif untuk market kripto, karena aliran duit mulai berani menuju instrumen nan lebih volatil salah satunya, kripto. Jadi, kemungkinan ini bisa menyebabkan pasar kripto dan Bitcoin mengalami kenaikan.
Baca juga: Suku Bunga Acuan AS Tertinggi dalam 15 Tahun! Harga Kripto Turun
Data Historis Rainbowchart
Berdasarkan Bitcoin rainbowchart, nilai Bitcoin saat ini menunjukan level terendah. Per 25 Desember 2022, Bitcoin ditutup pada kisaran nilai $16.800 dimana menurut rainbowchart level nilai ini berada di level terbawah parameter ialah pada rentang $13.583 – $18.011.

Bitcoin bukan kali pertamanya mencapai level terendah pada parameter rainbowchart. Pada Agustus 2015, Bitcoin juga menyentuh level terbawah parameter dengan nilai $225 dan setahun setelahnya pada 2016 nilai Bitcoin mengalami kenaikan 2,3 kali lipat menjadi $753. Selain itu, pada Juni 2012, Bitcoin juga menyentuh level terendah pada indikator.
Kala itu nilai Bitcoin tetap $5,5 nan kemudian tahun berikutnya mengalami kenaikan 33 kali lipat ke nilai $187. Jadi dari dua kejadian Bitcoin menyentuh level terendah pada rainbowchart, nilai Bitcoin sukses mengalami kenaikan di tahun berikutnya.
Namun perlu diperhatikan, rainbowchart memiliki model logaritmik, nan berfaedah model bakal melandai seiring waktu. Hal ini berfaedah potensi return dari tahun ke tahun dalam corak persentase bakal semakin kecil.
Bisa dilihat pada tahun 2012, Bitcoin naik 33 kali lipat dari level parameter terendah di tahun berikutnya. Pada tahun 2016 hanya 2,3 kali lipat.
Jadi jika tahun depan Bitcoin kembali mengulang seperti dua kejadian sebelumnya maka kemungkinan besar kenaikan tidak lebih dari dua kali lipat.
Dengan kata lain, jika Bitcoin pada hari ini diperdagangkan di kisaran nilai $16 ribu, maka kemungkinan tahun depan maksimal diperdagangkan pada nilai kisaran $32 ribu.
Baca juga: Rainbow Chart Tunjukkan Bitcoin di Level Terendah, Apa nan Perlu Diwaspadai?
Biaya Operasional Mining Lebih Mahal
Mining cost atau biaya operasional rata-rata harian nan dikeluarkan miners untuk menambang Bitcoin, kembali ke siklus bearish market pada tahun 2018.
Tepat di bulan Desember 2018, dilansir dari MacroMicro, mining cost Bitcoin itu lebih tinggi daripada nilai Bitcoin saat itu.
Tercatat biaya operasional pada waktu itu adalah $4.075 sementara nilai Bitcoin hanya $3.896. Ketika mining cost lebih tinggi dari nilai Bitcoin, maka miners sedang mengalami kerugian.

Ternyata dari informasi terbaru, per 24 Desember 2022, mining cost Bitcoin adalah $28.993 dimana nilai Bitcoin diperdagangkan pada kisaran $16.904 nan berarti keadaan saat ini sama dengan bearish market pada 2018 di mana mining cost lebih tinggi daripada nilai Bitcoin.
Biasanya ketika mining cost lebih tinggi daripada nilai Bitcoin, maka banyak miners akan keluar dari jaringan lantaran mengalami kerugian.
Dengan demikian, tingkat kesulitan penambangan Bitcoin semakin mudah nan berkapak pada mining cost yang juga bakal semakin murah. Di saat inilah miners akan kembali dan nilai Bitcoin juga bakal terdorong naik.
Terlihat pada Desember 2018, tingkat kesulitan penambangan Bitcoin menurun dari 7,45 Terra Hash menjadi 5,10 Terra Hash nan kemudian kembali meningkat menjadi 6,38 Terra Hash ketika miners mencoba kembali ke jaringan Bitcoin.
Jika dilihat kembali pada tahun 2019, nilai Bitcoin mengalami kenaikan +316% dari nilai terendah 2018 ke nilai tertinggi pada 2019. Di saat nan bersamaan, mining cost menjadi lebih rendah daripada nilai Bitcoin.
Kembali lagi, jika pola ini terulang kembali, maka besar kemungkinan nilai Bitcoin bakal mengalami kenaikan pada tahun 2023.
Analisa Teknikal Bitcoin
Analisis teknikal ini menggunakan fibonacci retracement pada timeframe 1 hari. Garis trend sukses menunjukan tren bearish dengan menyentuh 3 higher low pada tahun ini dan fibonacci menunjukan level-level resistance nan mesti ditembus Bitcoin di masa mendatang.
Berdasarkan fibonacci, terdapat level terbawah Bitcoin ialah pada $14 ribu dimana ada kemungkinan Bitcoin menyentuh nilai tersebut.

Selain itu dari pergerakan pada bearish market 2018, selama periode Desember 2018 hingga Maret 2019 tidak ada pergerakan nilai Bitcoin nan berfaedah atau sedang sideways. Maka kemungkinan mulai saat ini hingga Maret 2023 mendatang, Bitcoin bakal mengalami sideways.
Kemudian memasuki kuartal kedua 2023, Bitcoin mulai menunjukan kenaikan dan menembus level nilai $24 ribu pada pertengahan Mei 2023 dan mencapai puncak nilai pada Juni 2023 di $32 ribu.
Beberapa master dari lembaga juga sudah mempunyai prediksi masing-masing tentang nilai Bitcoin tahun 2023 seperti Matthew Siegel dari VanEck nan memprediksikan Bitcoin bakal menembus $30.000. Selain itu Standard Chartered memprediksikan Bitcoin bisa ambruk ke $5.000 pada 2023.
Baca juga: Analis dari Vaneck Prediksi Bitcoin $30.000 di Paruh Kedua 2023!
Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai pertimbangan dan bukan saran untuk investasi, selalu lakukan riset terlebih dulu sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Ary Palguna
Lulusan Matematika ITB nan menggemari kripto sejak 2017. Sedang konsentrasi dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.
Lulusan Matematika ITB nan menggemari kripto sejak 2017. Sedang konsentrasi dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.