Jakarta – Penyedia solusi berbasis teknologi untuk ekonomi Islam, IBF Net, meluncurkan metaverse pertama di bumi dengan prinsip syariah, ialah Netverse. Platform milik IBF Net ini dibangun menggunakan teknologi blockchain Algorand.
CEO IBF Net Group Mohammed Alim menyebut kehadiran Netverse menunjukkan digitalisasi di bumi Islam makin meluas. Ruang virtual Netverse dapat digunakan untuk hubungan sosial, dan juga berkontribusi pada kebaikan sosial melalui proyek Netversity nan menawarkan beragam macam kursus, nan dapat diikuti oleh siapa saja dan di mana saja.
“Netverse diharapkan menjadi kontributor utama bagi langkah digitalisasi di bumi Islam,” ujar Alim dalam keterangannya, Selasa (24/1/2023).
Netverse merupakan jurus nan digunakan IBF Net untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di dunia. Apalagi, kontribusi perekonomian digital diperkirakan tumbuh hingga 20-25 persen terhadap perekonomian global. Pangsa tersebut diperkirakan bakal makin besar.
Bahkan, bankir investasi dunia seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley memproyeksikan nilai ekonomi digital dalam metaverse bisa mencapai 8 triliun dolar AS sampai 10 triliun dolar AS, alias sekitar Rp120-150 kuadriliun.
Kehadiran Netverse juga bakal menyediakan akses pada IBFNex, sebuah portofolio platform pada blockchain nan melayani sektor filantropi, nirlaba, dan sektor keuntungan nan membentuk miniatur ekonomi Islam.
“Jaringan ini telah mengalami pertumbuhan keanggotaan lebih dari 600 persen selama dua tahun terakhir setelah berkutat sekitar lima ribu untuk jangka waktu nan lama dan berada di jalur nan tepat untuk melewati periode pemisah 50 ribu pada pertengahan 2023”, kata Alim.
Netverse bakal mengangkat blockchain Algorand nan sudah menerapkan prinsip syariah
Saat ini, Netverse tetap terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pengembangannya, tetap diperlukan parisipasi dari beragam pihak, terutama dalam menumbuhkan keanggotaan IBF Net, induk Netverse.
Oleh karena itu, Founder IBF Net Group, Mohammed Obaidullah membujuk beragam kalangan, ialah akademisi, profesional, dan cerdas pandai syariah dari industri jasa finansial Islam untuk ikut terlibat menjadi Dewan (Governance Council) IBF Net.
“Kami memerlukan support dan kerja sama dalam mendemokratisasi dan memperluas organisasi IBF Net. Tidak ada biaya keanggotaan alias biaya tersembunyi lainnya untuk peserta nan berasosiasi dengan Dewan. Syaratnya, cukup isi blangko untuk berpartisipasi,” ujar Obaidullah.
Setelah sasaran 50 ribu keanggotaan tercapai, Obaidullah sampaikan, IBF Net bakal memulai proses daring nan mana personil bakal memilih komisaris untuk komponen spesifik ekosistem IBF, seperti perbankan komersial, asuransi, perbankan investasi, zakat, wakaf, nonlaba, finansial pembangunan, dan bagian lintas sektoral seperti tata kelola syariah, regulasi, dan teknologi.
Obaidullah mengatakan komisaris bakal memainkan peran krusial dalam program dan kegiatan nan ditujukan untuk pembelajaran dan promosi, termasuk seminar, lokakarya, konferensi, publikasi, penghargaan, dan danasiwa dalam kemitraan dengan universitas dan perusahaan.
“Kami sangat senang memandang akibat positif Netverse terhadap ekosistem IBF di bumi Islam dan sekitarnya. Bergabunglah dengan kami saat kami membuka jalan untuk masa depan digital nan lebih inklusif, demokratis, dan sadar sosial,” kata Obaidullah.