Ikutan Tren, Robert Kiyosaki Klaim Bitcoin Bakal Capai US$ 120.000

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

Cryptoharian – Robert Kiyosaki, seorang penulis kitab finansial terkenal Rich Dad Poor Dad, telah menyatakan pandangan pesimistis terhadap dolar AS. Klaim ini menyusul laporan perjanjian negara-negara nan termasuk dalam BRICS, untuk menetapkan mata duit nan dibekingi alias didukung oleh emas. 

Perjanjian tersebut, diperkirakan bakal diumumkan secara resmi pada bulan Agustus selama pertemuan puncak aliansi di Johannesburg, Afrika Selatan. Menanggapi perihal ini, Kiyosaki dalam Twitter-nya menyatakan bahwa kematian dolar AS kian dekat.

Lebih lanjut dalam penjelaskannya, Kiyosaki menyarankan untuk berinvestasi dalam aset seperti emas, perak. Selain itu, dia juga memprediksi nilai Bitcoin mencapai US$ 120.000 pada tahun depan.

“22 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan, negara-negara BRICS mengumumkan kripto nan didukung emas. Dolar AS bakal mati. Triliunan dolar AS bakal kembali ke negaranya. Inflasi sudah di pucuk. Beli aset seperti emas alias perak. Bitcoin menjadi US$ 120.000 di tahun depan,” tulis Kiyosaki.

Menariknya, prediksi Bitcoin Kiyosaki sejalan dengan perkiraan terbaru Standard Chartered untuk nilai kripto pada akhir tahun 2024, nan telah direvisi dari US$ 100.000 pada bulan April.

Sebagai informasi, Kiyosaki dikenal lantaran lebih menyukai logam mulia dan Bitcoin daripada mata duit nan dikeluarkan pemerintah. Ia juga seringkali memperingatkan followernya tentang hariakhir ekonomi dan sistem finansial AS. 

Baca Juga: Bitcoin Terlihat Positif Menuju Publikasi Data Inflasi (CPI), Waspada Gocekan

August 22, 2023, in Johannesburg, South Africa, BRICS nations announce gold backed crypto. US $ will die. Trillions of US $ rush home. Inflation through the roof. Buy Gold,
Silver. Bitcoin to $120k next year.

— Robert Kiyosaki (@theRealKiyosaki) July 11, 2023

Sementara itu melansir dari cryptonews.com, meskipun skeptis tentang Bitcoin, mantan Presiden AS Donald Trump apalagi meramalkan bahwa dolar bakal kehilangan statusnya sebagai mata duit persediaan dunia. Ia menyatakan bahwa momen kejatuhan dolar AS bakal menjadi kekalahan terbesar dalam 200 tahun.

Tahun ini, ada indikasi bahwa negara-negara bergerak menjauh dari menggunakan dolar AS untuk perdagangan global.

Misalnya, pada bulan Maret, perusahaan daya Cina dan Prancis sepakat untuk menyelesaikan kesepakatan gas alam cair menggunakan Yuan Cina (CNY). Tak lama kemudian, Brasil dan China menandatangani perjanjian untuk berbisnis menggunakan mata duit nasional masing-masing, bukan dolar AS.

Aliansi BRICS, nan terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, telah menarik minat dari 41 negara tambahan menyusul keputusan mereka untuk membentuk mata duit nan didukung emas.

Baca Juga: Bagaimana Perasaan Orang Yang Menjual 1 Bitcoin di Harga US$300?

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin nan sudah bergulat di bagian trading dari tahun 2013. Sering menulis tulisan tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.

Sumber Blog CryptoHarian
Blog CryptoHarian
close
Atas