Komandan Lanal Sabang Kolonel Ali Setiandy, M.Tr (Han) (Kiri) berbareng Nurjannah Founder Yayasan Darah Aceh (Kedua dari kiri), dan Tiga Orang Survival Thalassemia dalam Acara Serah Terima Donasi Tanda Kasih Runner untuk Rumah Kita. (Foto: Ayobantu.com)
Hasil galang biaya nan dilakukan oleh 30 pelari event charity Run for Zero Thalassemia dari pertengahan Desember tahun lampau hingga akhir Januari ini, telah diserahkan secara simbolis kepada Nurjannah, Founder Yayasan Darah Aceh (YDA). Donasi senilai Rp 250 juta lebih ini diberikan langsung di instansi Ayobantu dalam kegiatan “Tanda Kasih Runner untuk Rumah Kita” (14/02/2023), nan didedikasikan untuk para penyintas thalassemia Aceh.
Event charity run nan dilaksanakan pada 14 Januari kemarin, tak hanya dilakukan untuk membantu penyintas thalassemia, tetapi juga untuk meningkatkan edukasi serta kesadaran masyarakat Indonesia mengenai ancaman laten thalassemia dan untuk mengurangi nomor angka kelahiran thalassemia mayor di Aceh.
Thalassemia merupakan penyakit turunan akibat kelainan sel darah merah nan membikin penderitanya kudu melakukan transfusi darah seumur hidup. Indonesia termasuk salah satu negara tertinggi nomor pembawa sifat thalassemia dengan Aceh merupakan daerah dengan prevalensi tertinggi. Berdasarkan penelitian nan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di 2010 silam, jumlah kasus penderita thalassemia di Aceh mencapai nomor 13,4%. Sedangkan rata-rata kasus thalassemia di Indonesia hanya berkisar antara 6 sampai 10%.
Baca juga: Kiat Memilih Platform Donasi Online Terpercaya!
Berangkat dari persoalan ini lah, Yayasan Darah Aceh tergerak untuk melaksanakan event charity Run for Zero Thalassemia nan didukung oleh platform donasi Ayobantu, nan mana biaya nan didapatkan bakal dipergunakan untuk membangun rumah singgah bagi para penyintas thalassemia nan sedang melakukan pengobatan. Rumah singgah nan berjulukan Rumah Kita itu, terletak di kota Banda Aceh.
Rumah Kita bakal menjadi tempat rehat sejenak bagi para penderita nan menghabiskan banyak waktu transfusi darah di rumah sakit. Selain menyediakan tempat tinggal untuk penyintas, Yayasan Darah Aceh juga memfasilitasi kesediaan darah nan mereka butuhkan.
“Harapan saya dengan sudah diserahkannya bantuan ini, kita bisa memanfaatkannya terutama bagi rumah untuk penyintas thalassemia, agar mereka bisa pulang pada saat transfusi selesai dilakukan dan pada saat besok kembali ke rumah sakit bisa berangkat dari rumah singgah kembali,” ujar Founder Yayasan Darah Aceh Nurjannah.