Salam Sehat! Kenalan yuk, dengan penyakit Hansen. Penyakit Hansen dulu dikenal dengan istilah kusta alias lepra (leprosy). Tetapi, untuk menghargai penemu kuman penyebab penyakit ini, yaitu Gerhard Henrik Armauer Hansen, seorang ilmuan Norwegia pada tahun 1873, sekarang istilah penyakit Hansen lebih sering digunakan.
Selain itu, penggunaan istilah kusta/lepra/leprosy memiliki konotasi negatif bagi penderita sehingga pemilihan istilah penyakit Hansen dirasa lebih baik. Mari simak serba-serbi penyakit Hansen pada ulasan berikut!

Sejarah Penyakit Hansen
Seperti nan telah disebutkan sebelumnya, penyakit Hansen ditemukan oleh Hansen pada 1873. Hansen menemukan bahwa penyakit lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Namun, pada 2008, Universitas Texas menemukan bahwa lepra juga disebabkan oleh bakteri Mycobacterium lepromatosis.
Penyakit kusta merupakan penyakit menular nan menyerang susunan saraf tepi, kulit, mukosa, saluran napas, saluran retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis. Penularannya melalui percikan droplet kusta pada gelombang nan lama, serta kontak antara kulit dengan kulit secara langsung nan erat, lama dan berulang.
Ironinya, masyarakat jaman dulu meyakini bahwa penyakit kusta merupakan penyakit kutukan dan turun temurun, loh! Sehingga, penderita kusta dulu mendapatkan perlakuan kurang baik di masyarakat, seperti sering dikucilkan hingga mendapat penolakan dari golongan masyarakat. Oleh karena itu, penamaan penyakit ini diganti dengan penyakit Hensen untuk mencegah perundungan pada penderitanya dan mengurang munculnya persepsi menyimpang dari masyarakat terhadap penyakit kusta.
Penyebab dan Tanda Penyakit Hansen
Seperti nan sudah disebutkan di atas, penyakit Hansen disebabkan oleh jangkitan bakteri Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis. Kedua kuman tersebut menginfeksi dengan pertumbuhan nan cukup lambat. Oleh karena itu, penyakit tersebut dapat dicegah tingkat keparahannya dan disembuhkan dengan baik, asalkan penderita segera mendapatkan pengobatan nan sesuai.
Penyakit Hensen dapat diketahui dengan munculnya beberapa tanda, seperti bercak perubahan warna kulit (lebih terang dari kulit sekitarnya); munculnya pertumbuhan nodulus kuman pada permukaan kulit, kulit menebal, kaku, dan kering; munculnya ulkus alias bisul tanpa nyeri di telapak kaki; pembengkakan alias benjolan nan tidak nyeri di wajah alias daun telinga; serta hilangnya alis alias bulu mata.

Berikut gejalanya
Sahabat Sehat dapat mengenali penyakit Hansen dengan beberapa gejala. Gejala nan ditimbulkan bakal berbeda tergantung letak terjadinya infeksi. Gejala yang ditimbulkan akibat kerusakan saraf, ialah mati rasa pada area kulit nan terinfeksi, kelemahan alias kelumpuhan otot (terutama di tangan dan kaki), pembesaran saraf (terutama di sekitar siku dan dengkul dan di sisi leher), dan permasalahan mata nan dapat menyebabkan kebutaan (ketika saraf wajah terdampak). Sedangkan, indikasi pada gangguan selaput lendir, berupa hidung tersumbat dan mimisan.
Nah! Sudahkah Anda memahami gimana munculnya penyakit Hansen? Kamu ngga perlu cemas berlebihan, lantaran penyakit tersebut tergolong penyakit nan dapat disembuhkan. Penderitanya perlu segera memberikan pengobatan nan tepat dan layak hingga betul-betul dinyatakan sembuh. Bagi Sahabat Sehat nan berada di sekitar pasien, tidak perlu ya sampai mendeskriminasi mereka. Salam Sehat!