Konstipasi alias sembelit adalah salah satu indikasi nan umum dari diabetes. Konstipasi ditandai dengan berkurangnya gelombang buang air besar alias ketidaknyamanan saat buang air besar. Para mahir memperkirakan bahwa konstipasi memengaruhi hingga 60 persen orang dengan diabetes.
Konstipasi bisa muncul sebagai akibat dari tingginya kadar gula darah nan memicu rusaknya saraf pada sistem pencernaan, kurang asupan serat, kurang olahraga, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Di sini, kita bakal mempelajari lebih jauh kenapa orang dengan glukosuria kerap mengalami konstipasi dan tips nan dapat dilakukan untuk mengatasi perihal ini.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Pengaruhi Hubungan dengan Orang Terdekat?
Apa Itu Konstipasi?
Konstipasi umumnya didefinisikan sebagai:
- Buang air besar kurang dari tiga kali dalam satu minggu
- Feses nan kering, keras, alias susah untuk dikeluarkan
- Kembung alias rasa tidak nyaman saat buang air besar.
Setiap orang pernah mengalami konstipasi sesekali, nan biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti:
- diet
- konsumsi obat-obatan
- dehidrasi
- stres
- perubahan rutinitas
- perjalanan
- kurang gerak.
Mengalami konstipasi sesekali dan lekas sembuh biasanya bukan masalah serius. Namun, jika konstipasi cukup parah, sering, alias diakibatkan oleh kondisi medis lain seperti diabetes, krusial untuk mengunjungi akomodasi layanan kesehatan.
Baca juga: Diabestfriend Ingin Terhindar dari Penyakit Jantung, Cek 7 Angka Ini!
Hubungan Antara Diabetes dan Konstipasi
Ada beberapa perihal nan menyebabkan orang dengan glukosuria jenis 1 alias 2 mempunyai akibat lebih tinggi mengalami konstipasi kronis. Berikut beberapa alasannya:
1. Neuropati glukosuria dan gastroparesis
Orang dengan glukosuria dapat mengalami komplikasi nan disebut neuropati diabetik. Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf nan dapat terjadi pada beragam bagian tubuh, termasuk saluran pencernaan. Kerusakan saraf ini dapat memengaruhi saraf vagus, nan mengontrol pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
Saat perihal tersebut terjadi, usus tidak dapat memproses limbah padat secara efektif nan selanjutnya menyebabkan konstipasi. Rusaknya saraf vagus juga bisa memicu kondisi nan disebut gastroparesis alias pengosongan lambung nan tertunda.
2. Diabetes dan konstipasi terkait diet
Orang dengan glukosuria perlu menjaga pola makan untuk menghindari lonjakan gula darah dan menjaga berat badan nan sehat. Sayangnya, ini membikin beberapa orang dengan glukosuria kesulitan memenuhi kebutuhan serat harian. Padahal, serat sangat krusial untuk kelancaran sistem pencernaan, termasuk mencegah konstipasi.
3. Obat glukosuria dan konstipasi
Beberapa obat nan digunakan untuk mengelola glukosuria dan kondisi terkait dapat menyebabkan konstipasi. Jika seseorang berprasangka obat tertentu menyebabkan konstipasi, mereka kudu berbincang dengan dokter. Dokter bakal memastikan apakah obat tersebut penyebabnya dan mungkin bakal memberikan pengganti jika diperlukan.
Baca juga: Macam-macam Obat Pencahar untuk Mengatasi Sembelit, Harus Pilih nan Mana?
Mengobati Konstipasi
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk konstipasi nan bisa dicoba:
Pilihan alami
Konstipasi dapat diobati tanpa obat-obatan. Berikut beberapa perihal nan perlu dilakukan:
- tingkatkan asupan serat
- penuhi kebutuhan cairan
- lebih aktif secara fisik.
Semua ini dapat membantu melancarkan kegunaan sistem pencernaan. Sayangnya, pengobatan alami mungkin tidak efektif untuk mengobati glukosuria nan parah alias nan disebabkan oleh kondisi tertentu.
Pencahar
Obat pencahar kudu digunakan dengan hati-hati. Ada baiknya konsultasikan dengan master sebelum menggunakan obat pencahar untuk mengetahui akibat dan langkah penggunaan nan tepat:
Berikut beberapa pilihan obat pencahar nan kondusif digunakan:
- pencahar osmotik
- pelunak feses
- obat pencahar pembentuk massa
- pelumas.
Manajemen gula darah
Terkadang, pengelolaan gula darah membantu mencegah kerusakan saraf nan dapat menyebabkan konstipasi. Lebih dari itu, rutin memantau kadar gula darah bakal mencegah beragam komplikasi terkait diabetes.
Konstipasi bisa terasa sangat mengganggu. Terlebih, orang dengan glukosuria mungkin lebih sering mengalami masalah ini. Untungnya, ada banyak perihal nan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Cara Memantau dan Cek Gula Darah Sehari-hari
Sumber:
Medicalnewstoday.com. Treatment-and-home-remedies
Verywellhealth.com. Diabetes-and-constipation
Healthline.com. Constipation-and-diabetes