Mantan Presiden Rusia Medvedev : Dolar Akan Kalah dari Mata Uang Digital pada 2023

Sedang Trending 11 bulan yang lalu

Sistem moneter Bretton Woods bakal runtuh tahun depan menyebabkan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia runtuh, menurut laki-laki nan memimpin Rusia selama empat tahun antara dua masa kedudukan presiden Vladimir Putin.

 Dolar Akan Kalah dari Mata Uang Digital pada 2023Sumber Asset: Us dollar bills created by kstudio – www.freepik.com

“Euro dan dolar bakal berakhir beredar sebagai mata duit persediaan global. Sebagai gantinya, mata duit fiat digital bakal digunakan secara aktif” sementara “semua pasar saham terbesar dan kegiatan finansial bakal meninggalkan AS dan Eropa dan pindah ke Asia,” kata Dmitry Medvedev di media sosial.

Melalui serangkaian postingan dengan nada lawakminggu ini, dia memberikan pemikirannya tentang apa nan bisa terjadi di tahun 2023. “Di malam tahun baru, semua orang membikin prediksi.

Banyak nan muncul dengan asumsi futuristik, seolah bersaing untuk memilih nan paling liar, dan apalagi nan paling tidak masuk akal. Inilah kontribusi kami nan rendah hati, ”pemimpin partai Rusia Bersatu nan berkuasa men-tweet pada hari Senin.

Baca Juga : ECB Akan Memutuskan Akan Menerbitkan Digital Euro pada 2023

Medvedev memperkirakan nilai minyak bakal mencapai $150 per barel dan gas alam bakal mencapai $5.000. Dia juga memperkirakan UE bakal runtuh setelah Inggris berasosiasi kembali dengan blok tersebut, dan euro tidak lagi digunakan.

Di Eropa nan terbagi, Prancis dan Jerman bakal berantem sementara Hungaria dan Polandia bakal menduduki sebagian Ukraina Barat, tambahnya.

Pejabat pemerintah Rusia, sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan negara itu, memandang California sebagai negara merdeka dan Texas meninggalkan AS untuk membentuk aliansi dengan Meksiko. “Elon Musk bakal memenangkan pemilihan presiden di sejumlah negara bagian yang, setelah berakhirnya Perang Sipil baru, bakal diberikan kepada GOP,” tulisnya.

Dmitry Medvedev, nan juga menjadi perdana menteri Rusia antara 2012 dan 2020, dan dianggap sebagai politisi nan lebih liberal daripada Putin, cukup aktif di media sosial sejak Moskow menyerang Ukraina pada akhir Februari.

Invasi militer disambut dengan gelombang hukuman Barat. Beberapa hari setelah perang dimulai, dia memposting bahwa Rusia dapat “menasionalisasi” aset asing sebagai tanggapan atas balasan tersebut.

Sumber : news.bitcoin.com

Sumber Blog Crypto News
Blog Crypto News
close
Atas