Gaya hidup sedentari didefinisikan sebagai sedikit alias tidak ada kegiatan bentuk dalam rutinitas sehari-hari. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk duduk alias berebahan sembari melakukan aktivitas, seperti membaca, menonton TV, bermain game di gadget, alias hanya bersantai. Menurut World Health Organization (WHO), style hidup tidak aktif ini menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia, lho!
Berdasarkan penelitian nan dimuat di National Center for Biotechnology Information tahun 2013, kegiatan bentuk di masa kanak-kanak menjadi kunci untuk mengoptimalkan kesehatan jangka panjang. Menghabiskan waktu di luar ruangan alias terlibat dalam kegiatan bentuk setiap hari selama satu jam sangat krusial untuk anak-anak. Ini membantu mereka membakar energi, mengencangkan otot, dan merangsang otak.
Terlebih, tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Jadi, kurangnya kegiatan bentuk bakal memperburuk dan melemahkan tubuh, mengendurkan otot, membikin sendi kaku, dan menyebabkan rasa sakit.
Bahaya Gaya Hidup Tidak Aktif bagi Anak
Beberapa akibat kesehatan nan dapat ditimbulkan dari style hidup nan tidak aktif adalah:
- Mengurangi massa otot dan membikin kegiatan sederhana menjadi menyakitkan. Ini juga dapat meningkatkan akibat mengembangkan rasa sakit bentuk dan psikologis, seperti sakit kepala, sakit muskuloskeletal, dan sakit perut.
- Meningkatkan akibat mengembangkan penyakit kronis, seperti obesitas, glukosuria dan hipertensi. Penyakit ini tidak bakal lenyap dan menyebabkan masalah lain, seperti penurunan kualitas hidup dan peningkatan biaya medis.
- Gaya hidup nan tidak aktif dapat meningkatkan akibat kanker tertentu.
- Tubuh melepaskan endorfin dan serotonin saat bergerak, nan kemudian menimbulkan emosi bahagia. Sebaliknya, style hidup tidak aktif meningkatkan emosi rendah diri, depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati.
- Anak-anak nan kurang berolahraga condong mudah tersinggung. Selain itu, banyak duduk mengurangi kegiatan dan kegunaan otak pada anak-anak.
- Gaya hidup nan tidak aktif membikin anak susah mengantuk di akhir hari dan memengaruhi siklus tidur. Pada gilirannya, anak merasa lebih capek dan mengalami masalah lainnya.
- Dalam jangka panjang, style hidup tidak aktif dikaitkan dengan peningkatan akibat penyakit kardiovaskular pada orang dewasa.
- Anak nan mengangkat style hidup tidak aktif lebih mungkin tumbuh menjadi orang dewasa nan tidak aktif.
- Perilaku sedentari di masa muda dikaitkan dengan sensitivitas insulin nan lebih rendah di usia muda.
- Anak nan menghabiskan waktu di depan layar lebih dari 2 jam sehari lebih besar mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Membuat Anak Tetap Aktif
Kabar baiknya, perilaku tidak aktif ini dapat diubah. Peluang kesuksesan memperbaiki perilaku sedentari paling besar pada anak-anak di bawah usia 3 tahun dan melibatkan keluarga. Berikut beberapa langkah nan dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak keluar dari style hidup sedentari:
- Mulai lebih awal. Anak mini pada dasarnya aktif bergerak dan suka bermain. Memberikan permainan nan melibatkan banyak aktivitas dapat membantu membangun fondasi nan kuat untuk style hidup aktif.
- Berikan contoh positif dengan menjalani style hidup aktif.
- Jadwalkan kegiatan bentuk rutin untuk keluarga. Misalnya dengan rutin jalan-jalan berbareng di pagi alias sore hari.
- Ajak anak ke tempat-tempat di mana mereka dapat aktif bergerak, seperti taman umum, taman bermain, alias lapangan.
- Sebelum anak terlanjur kecanduan bermain video game, bantu anak menemukan kegemaran nan dapat membuatnya tetap aktif, seperti menari, bela diri, dan berenang.
- Daripada menonton televisi setelah makan malam, sorong anak untuk menemukan kegiatan nan menyenangkan untuk dilakukan sendiri alias berbareng keluarga, seperti berjalan-jalan sebentar.
Pada dasarnya, anak senang mencontoh perilaku orang tua. Jadi, jika selama ini Mums memandang si Kecil tidak aktif dan senang bermalas-malasan, coba lihat diri Mums, apakah Mums sudah mencontohkan style hidup aktif alias belum. Selanjutnya, ajak si Kecil untuk bersama-sama mempraktikkan style hidup nan lebih aktif.
Referensi:
Physical Activity in Childhood May Be the Key to Optimizing Lifespan Skeletal Health
WHO: Physical inactivity a leading cause of disease and disability, warns WHO
Parent Circle: Does your child lead a sedentary lifestyle? Find out about the health risks it could lead to
GOV.UK: Sedentary lifestyles and too much screen time affect children’s wellbeing
https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/adding-pa/activities-children.html