Sahabat Sehat, Apakah Anda pernah mendengar mikroba berjulukan Naegleria fowleri? Masih terdengar asing ya? Mikroba ini hidup di air, serta bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan menginfeksi otak. Bukan perihal baru, kejadian seperti ini telah terjadi beberapa kali dan menyantap korban. Lebih jelasnya, yuk simak di bawah ini!
Apa itu Naegleria fowleri?
Naegleria fowleri yang juga dikenal sebagai amoeba “pemakan” otak ini adalah salah satu jenis protozoa nan dapat menyebabkan Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM) alias jangkitan pada otak. Organisme ini dapat menyerang sususan saraf. Amebraflagellata adalah karakterisktik dari Naegleria fowleri ialah mempunyai corak amoeboid dan flagellate (seperti ekor) dalam siklus hidupnya.

Berntuknya seperti buah pir nan mempunyai dua flagella pada ujung bagian nan melebar. Dapat hidup di dalam air 25-350C, tanah nan lembab, kultur jaringan alias pada media tertentu. Amoeba “pemakan” otak dianggap sebagai organisme nan hidup bebas lantaran tidak membutuhkan inang untuk hidup.
Kasus jangkitan Naegleria fowleri
Ternyata, kejadian jangkitan mikroba ini bukanlah perihal baru. Pada tahun 1965 di Australia terdapat empat kasus nan disebabakan oleh Naegleria fowleri. Ditahun 1966, empat kasus di Amerika Serikat, satu kasus di Texas dan tiga kasus lainnya di Florida.
Namun, nan pertama kali mengisolasi amoeba ini dari dua kasus Primary Amebic Meningoencephalitis di Australia pada tahun 1970. Pada tanggal 26 Januari 2022, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), melaporkan terjadi kematian pada laki-laki berumur 50 tahun nan baru pulang dari Thiland nan di sebabkan oleh amoeba “pemakan” otak ini.

Gejala nan dialami jika terinfeksi
Penderita PAM biasanya mempunyai riwayat kontak dengan air seperti berenang di danau, sungai alias kolam renang beberapa hari sebelum timbulnya gejala. Tetapi juga ada kasus nan terjadi tanpa adanya kegiatan dengan air.
Gejala nan timbul serupa dengan radang selaput otak alias meningitis, mulai dari sakit kepala, leher kaku, penurunan kesadaran (delirium), hingga koma. Selain itu, indikasi lain nan bisa dirasakan, ialah demam, halusinasi, dan kelumpuhan. Kondisi ini juga berisiko menyebabkan kematian nan umumnya terjadi terjadi 18 hari setelah mengalami indikasi awal.
Cara pencegahan
Lalu apakah bisa jangkitan amoeba “pemakan” otak ini bisa dicegah? Ya, lantaran mikroba ini hidup di air, maka pencegahan awal agar ngga terinfeksi ialah dengan hindari berenang atau loncat ke danau, sungai, dan perairan tawar nan hangat. Kamu juga disarankan untuk menutup hidung saat berenang dalam air tawar nan hangat, alias saat melakukan kontak dengan air tawar nan berasal dari bawah tanah nan dangkal.
Sahabat Sehat, sekarang Anda sudah mengetahui Naegleria fowleri ini. Waspadailah mikroorganisme nan satu ini, tetapi tidak dengan kepanikan. Tapi, bukan berfaedah Anda perlu mengindari air akibat rasa takut terinfeksi nan berlebihan, lantaran ngga semua air tercemar oleh amoeba ini. Jangan lupa share juga informasi ini keteman-temanmu.