Cryptoharian – Federal Reserve (The Fed) telah menerapkan beberapa strategi untuk menenggelamkan inflasi nan melonjak di Amerika Serikat. Ketakutan bakal kenaikan inflasi dan ekspektasi bakal datangnya resesi, telah menjadi aspek nan mengkhawatirkan bagi bank sentral di seluruh dunia.
Seperti diketahui The Fed meningkatkan suku kembang sebesar 50 BPS pada 15 Desember 2022, dan bersambung menjadi pengetatan ekonomi nan berkepanjangan nan sengit dalam 30 tahun.
Menurut perincian dari rapat kebijakan bank sentral bulan Desember, pejabat The Fed menyambut baik penurunan nomor inflasi baru-baru ini. Namun, para pejabat menginginkan bukti kuat sebelum mereka berencana untuk mengurangi suku bunga.
Pengumuman terkait penurunan inflasi turun tersebut muncul, setelah Presiden Fed Minneapolis Neal Kashkari pada hari Rabu menyatakan bahwa pihaknya menyesalkan inflasi sigap nan mencapai tertinggi 41 tahun 9,1% pada bulan Juni.
“Terlalu awal untuk menyatakan dengan pasti,” kata Kashkari.
Kenaikan suku kembang The Fed, serta pengetatan bank sentral di seluruh bumi telah memicu penurunan tajam di pasar perumahan, saham dan aset kripto. Hal ini membikin semakin banyak master khawatir, bahwa gejolak tersebut pada akhirnya dapat memicu resesi dunia nan dalam.
Menurut firma investasi Inggris Schroders, kenaikan suku kembang bisa menyantap waktu hingga dua tahun untuk sepenuhnya berkapak pada perekonomian. Namun demikian, sebagian besar kreator kebijakan tetap teguh dalam komitmen mereka untuk melawan inflasi, nan nyaris empat kali lipat dari sasaran historis Fed sebesar 2%.
Berita Bitcoin: Pengamat Pasar Kripto Sebut BTC Sedang Siapkan Langkah Besar, Akankah Naik?
Setelah pertemuan terakhir mereka, para pejabat mengatakan kenaikan nan sedang berjalan bakal sesuai untuk membantu menurunkan inflasi ke tingkat sasaran Fed. Pengumuman suku kembang The Fed berikutnya dijadwalkan pada 1 Februari.
Investor obligasi mengharapkan suku kembang tertinggi 4,94%, tetapi ahli ekonomi di Goldman Sachs memperkirakan Fed bakal memberikan kenaikan seperempat poin pada tiga pertemuan berikutnya, dengan mempertahankan suku kembang tertinggi di 5,25% untuk sisa tahun ini. Namun,tidak ada kepastian lantaran informasi inflasi nan terbaru dapat menurunkan alias meningkatkan keputusan The Fed.