Anggita Hutami
13th March, 2023
Dalam sepekan terakhir, regulator Amerika Serikat telah menutup operasional dua bank nan berangkaian dengan industri kripto, ialah Silvergate Bank dan Signature Bank.
Merespon penutupan dua bank ini, master alias tokoh industri kripto pun memberikan sejumlah pandangannya.
CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) mengungkapkan spekulasinya terhadap kejatuhan bank ramah kripto. Ia menduga ada gerakan terkoordinasi nan membikin bank-bank tersebut terpaksa menghentikan operasinya. Saat ini, tweet tersebut telah dihapus oleh CZ.

Ran Neuner: Jangan Terbuai Janji Manis Bailout
CEO Onchain Capital, Ran Neuner menegaskan kembali bahwa bailout nan diberikan pemerintah AS hanya mencakup deposan, bukan bank secara keseluruhan.
Don’t be fooled by this bailout, we lost Signature Bank over the weekend! The 3 biggest Crypto banks in the US are now gone. There are no real on-ramps that remain.
— Ran Neuner (@cryptomanran) March 13, 2023Bailout adalah support finansial dari pemerintah untuk lembaga finansial nan sedang kesulitan, support diberikan untuk menghindari kebangkrutan dan mempertahankan stabilitas pasar.
Meskipun ada bailout nan mencakup deposan, bank tetap rentan terhadap kemungkinan ditutup alias diambil alih oleh otoritas keuangan.
Hal ini berakibat pada stabilitas industri kripto, terutama pada bank nan ramah kripto alias terkait dengan aset kripto. Akibatnya, likuiditas dan nilai aset kripto dapat terpengaruh serta memicu volatilitas pasar nan signifikan.
Selain itu, Neuner juga mengkhawatirkan bahwa kejatuhan bank ramah kripto ini bakal berakibat pada on-ramps kripto. On ramps kripto adalah layanan nan disediakan oleh perusahaan alias platform kripto sebagai pintu gerbang untuk memasuki bumi kripto.
Melalui layanan ini, pengguna dapat membeli alias menjual aset kripto menggunakan mata duit fiat seperti dolar alias euro.
Kekhawatiran Neuner bukan tanpa alasan, karena Silvergate dan Signature Bank merupakan dua bank ramah kripto tempat di mana perusahaan kripto meletakkan aset mereka.
Dengan berhentinya operasional kedua bank tersebut, maka akses pengguna ke pasar kripto dan mengambil aset kripto ditakutkan bakal berkurang.
Nic Carter: Mirip dengan Operasi Choke Point Era Obama
Pendapat nan sama diungkapkan General Partner Castle Island Venture, Nic Carter, meyakini bahwa pemerintah AS sengaja mempersulit dan memperlakukan industri kripto sama dengan bisnis-bisnis nan mereka tidak disukai sebelumnya.
When I warned about chokepoint a month ago, I didn’t think in a million years that they would go 100x further and actually take down the top 3 crypto-facing banks. It’s breathtaking. And this wasn’t an accident. It was a demolition https://t.co/HacUQfUWWF
— nic carter 🌠 (@nic__carter) March 13, 2023Dalam tweet-nya, dia menangkap kesamaan situasi sekarang dengan situasi nan terjadi saat Operasi Choke Point 2.0, pada masa pemerintahan Presiden Obama. Saat itu, bank-bank tradisional tidak diizinkan berafiliasi dengan upaya nan tidak disukai, seperti penjualan senjata.
Kebijakan tersebut menyulitkan bisnis-bisnis tersebut dan perusahaan finansial nan melayani bisnis-bisnis tersebut pun menghadapi masalah dan sanksi.
Meltem Demirors: SEN dan Signet Sulit Tergantikan
maybe i'm too optimistic but this industry is full of incredibly ambitious, intelligent, and well-connected people who have spent the last decade building it from the ground up. solutions will emerge.
SEN and SigNet are the most challenging to replace
Kedua bank tersebut memegang peran kunci atas stabilitas pasar kripto. Selain mempunyai kapitalisasi nan besar dan menaungi cukup banyak pelanggan kripto, CSO CoinShares, Meltem Demirors mengungkapkan bahwa SEN dan SigNet adalah layanan on ramps kripto nan susah untuk tergantikan.
Silvergate Exchange Network (SEN) dan Signet (Signature Bank) adalah platform pembayaran real-time yang memfasilitasi pembayaran dalam dolar secara langsung bagi pelanggan komersial di industri kripto.
Kehilangan Signature Bank “Signet” dan Silvergate Exchange Network (SEN) dapat mengganggu likuiditas kripto.
Jake Chervinsky: Akan Ada Kesenjangan di Pasar Perbankan Ramah Kripto
Pendapat lainnya dikemukakan Kepala Regulasi Asosiasi Blockchain, Jake Chervinsky, dia mengungkapkan, penutupan bank bakal menyebabkan kesenjangan besar di pasar perbankan nan ramah terhadap kripto.
The closures of Silvergate, SVB, and Signature create a huge gap in the market for crypto-friendly banking.
There are many banks that can seize this opportunity without taking on the same risks as these three.
The question is if banking regulators will try to stand in the way.
Jatuhnya kedua bank tersebut bakal berakibat pada berkurangnya opsi perbankan nan andal dan mudah diakses bagi perusahaan kripto.
Chevervinsky berambisi bahwa bank lain bakal mengambil langkah untuk mengisi kekosongan tersebut. Namun, pertanyaannya apakah regulator bakal mendukung alias menghalanginya.
Jika kebijakan regulator condong menghalangi, maka opsi perbankan untuk perusahaan kripto bakal jauh lebih sedikit alias apalagi di kemudian hari bakal tidak ada sama sekali.
Scott Melker: Perusahaan Kripto Akan Sulit Mencari Opsi Perbankan
Silvergate, Silicon Valley and Signature all shuttered.
Depositors will be made whole, but there’s basically nobody left to bank crypto companies in the US.
Investor kripto terkemuka, Scott Melker mengatakan, penutupan operasional ketiga bank tersebut bakal membikin perusahaan kripto kesulitan mencari opsi perbankan nan andal.
“Silvergate, Silicon Valley, dan Signature semuanya ditutup. Deposan bakal dibuat utuh, tetapi pada dasarnya tidak ada nan tersisa untuk bank perusahaan kripto di AS,” ungkap Scott Melker.
Baca juga: Mayoritas Harga Kripto Reli Usai The FED Jamin Dana Nasabah SVB
Anggita Hutami
Menekuni bagian jurnalistik sejak 2017. Fokus pada rumor investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.
Menekuni bagian jurnalistik sejak 2017. Fokus pada rumor investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.