Ria Ricis Bawa Anak Naik Jet Ski Tanpa Pelampung, Apa Risikonya?

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

Niat hati mau berpiknik berbareng keluarga, pilihan Ria Ricis menyertakan bayinya dalam aktivitas ekstrem justru menimbulkan kontroversi. Begini cerita selengkapnya.

Kepala Bayi Terguncang Terlalu Keras, Waspada Shaken Baby Syndrome

Memang tak mudah menjadi orang tua apalagi sekaligus menjadi figur publik. Aktivitas Ria Ricis berpiknik berbareng suaminya dan Moana, anaknya nan baru berumur 5 bulan, mendapat perhatian publik dan banyak dikritik. Hal itu disebabkan Ricis membujuk Moana menaiki jet ski.

Dalam video nan diunggah Ricis di Instagram, Moana terlihat tidak mengenakan pelampung dan digendong tanpa perangkat pengaman lainnya. Kritik semakin tajam lantaran Teuku Ryan, suami Ricis, menggendong Moana sembari menyetir jet ski, sehingga Moana hanya digendong dengan 1 tangan.

Belum selesai sampai di situ, Ricis juga sempat mengajak Moana menaiki ATV melintasi area hutan. Tanpa pengaman kepala apa pun, Moana digendong menggunakan gendongan model sling dan ikut berpetualang menyusuri jalanan berbatu dan berair.

Sepintas lalu, mungkin tak ada nan salah dengan kegiatan nan dilakukan Ricis berbareng family kecilnya. Mereka hanyalah family nan sedang menikmati liburannya. Namun jika ditelaah lebih teliti, keputusan Ricis membawa serta Moana dalam berbagai kegiatan ekstrem dianggap berani dan cukup berisiko oleh sebagian orang dan ahli.

Kegiatan ekstrem dengan banyak guncangan berisiko menimbulkan cedera otak hingga sindrom bayi terguncang alias Shaken Baby Syndrome (SBS). SBS merupakan cedera otak akibat trauma kepala nan dapat terjadi saat bayi terlempar, berlari, tersentak, alias terguncang.

Bayi, terutama nan tetap sangat kecil, mempunyai kepala nan relatif besar dan otot leher nan lemah. Jadi, segala jenis aktivitas keras bakal menimbulkan semacam pengaruh cemeti (whiplash effect) akibat pergerakan nan terlalu sigap dan kuat saat bayi tersentak ke depan alias ke samping. Selain itu, otak bayi nan tetap lembut dan berkembang, jauh lebih sensitif terhadap cedera dan kerusakan serius daripada otak orang dewasa. 

Baca juga: Stop Pijat Hidung Bayi, Tak Akan Bikin Mancung!

Bahaya Sindrom Bayi Terguncang

SBS makin rawan pada bayi lantaran pembuluh darahnya tetap sangat rapuh, nan berisiko robek saat otak bayi bergeser dengan sigap di dalam tengkorak. Penumpukan darah di ruang mini memberi tekanan pada otak dan mata. Terkadang aktivitas kasar juga dapat melepaskan retina (bagian belakang mata nan peka terhadap cahaya), hingga mengakibatkan kebutaan. 

Dampak nan ditimbulkan jelas tak main-main. Cedera umum akibat sindrom ini dapat mengakibatkan hematoma subdural (perdarahan otak), perdarahan retina (perdarahan di belakang mata), edema serebral (pembengkakan otak), dan patah tulang tengkorak. Memar, patah tulang rusuk, dan patah tulang lainnya juga merupakan tanda umum sindrom bayi terguncang.

Bagaimana bisa tahu jika bayi mengalami SBS? Ada tanda-tanda tertentu nan kudu diwaspadai, meskipun gejalanya bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kejadiannya.

Gejala pada kasus lebih ringan meliputi:

  • Kesulitan mengisap alias menelan.
  • Nafsu makan menurun.
  • Perubahan pola tidur.
  • Menangis alias rewel.
  • Muntah.
  • Kelesuan.

Sementara indikasi parah sindrom bayi terguncang meliputi:

  • Ketidakmampuan untuk mengisap alias menelan.
  • Ukuran pupil nan tidak sama.
  • Ketidakmampuan untuk memfokuskan mata alias melacak gerakan.
  • Ketidakmampuan mengangkat kepala.
  • Kesulitan bernapas alias membiru.
  • Penurunan kesadaran.
  • Kejang.
Baca juga: Anak Stunting Miliki Masa Depan Suram, Cegah dengan Tiga Cara Berikut!

Seberapa sigap indikasi sindrom bayi terguncang muncul? Tanda dapat muncul segera setelah kejadian dan biasanya memuncak dalam waktu empat sampai enam jam, menurut American Association of Neurological Surgeons.

Di sisi lain, lantaran sindrom bayi terguncang menyebabkan cedera otak, kerusakan mungkin tidak terlihat sampai bayi sudah siap untuk merangkak, berjalan, alias berbicara. Untuk menentukan apakah bayi mengalami SBS, master bakal melakukan CT scan untuk memandang tingkat dan sifat kerusakannya. 

Terlepas dari itu, SBS tentu saja sangat dapat dicegah. Yang terpenting, bayi kudu diperlakukan dengan lembut dan jangan pernah diguncang. Maka, jangan pernah lakukan beberapa perihal ini pada bayi:

  • Melempar bayi ke udara.
  • Mengayunkan lengan alias kaki bayi, apalagi dengan keras dan cepat.
  • Membawa bayi jogging alias lari dengan menggendongnya di punggung alias dada.
  • Memantulkan bayi dengan kuat di atas lutut.
  • Membawa bayi berputar dengan cepat. 

Dan sebagai langkah pencegahan, lakukan selalu perihal di bawah ini:

  • Sangga kepala bayi saat mengangkat alias menggendongnya, terutama jika dia tetap berumur kurang dari empat bulan.
  • Hibur bayi dengan pelukan, goyangan lembut, dan bunyi nan menenangkan.
  • Pastikan orang lain nan merawat si Kecil tahu langkah memperlakukan tubuhnya dengan hati-hati.

Tak selamanya nan terlihat menyenangkan bagi orang dewasa juga bertindak sama untuk bayi maupun anak-anak. Maka, perlu kebijaksanaan dari orang tua ketika bakal membujuk anak beraktivitas. (AS)

Baca juga: Mums, Yuk Kenali Refleks Rooting pada Bayi

Referensi

The Bump. Shaken Baby Syndrome

Healthline. Shaken Baby Syndrome

Children. Shaken Baby Impact Syndrome

Sumber Blog GueSehat
Blog GueSehat
close
Atas