Cryptoharian – Aset kripto utama kedua, Ethereum (ETH) menjadi sorotan para penanammodal belakangan ini. Pasalnya, nilai Ethereum telah naik sebesar 0,5% dalam 24 jam terakhir. Angka ini menunjukkan sedikit melampaui kenaikan pasar kripto nan lebih luas selama periode nan sama.
Berada pada US$ 1.213, nilai saat ini mewakili penurunan 7,5% dalam jangka waktu seminggu dan kenaikan 6% dalam sebulan. Pergerakan ini terjadi pada saat ketidakstabilan nan sedang berjalan di pasar, dengan distraksi oleh kenaikan suku kembang dan ketakutan seputar keuangan.
Terlepas dari ketidakpastian nan terus bersambung ini, beberapa analis percaya bahwa Ethereum (ETH) bakal bekerja dengan kuat ketika kondisi pasar nan lebih luas membaik. Seperti Founder dari Eight Global, Michael van de Poppe nan menyatakan bahwa ETH menunjukkan tanda-tanda positif dalam beberapa hari terakhir ini.
“Masih, cukup lama untuk menunggu skenario seperti ini di ETH, di mana kemungkinan besar kita bakal memasuki uji ulang sebelum lanjut. Tanda-tanda positif datang dari pasar beberapa hari terakhir, tetapi tidak ada kelanjutan lantaran indeks menunjukkan kelemahan (sementara DXY menunjukkan perihal nan sama),” ungkap Poppe, Rabu (21/12/2022).
Still, pretty much waiting for a scenario like this on $ETH, in which we most likely retest before continue.
Positive signs coming from the markets past few days, but no continuation as indices are showing weakness (while $DXY shows the same). pic.twitter.com/whdDXQKNTi
Selain itu, dari hasil analisa Bloomberg, Mike McGlone memprediksi bahwa ETH kemungkinan bakal mengungguli BTC selama pasar bull berikutnya, seperti nan ditunjukkan oleh keahlian relatifnya nan lebih baik dari sejak 2021.
Berita Bitcoin: Analis Akurat Ini Mengatakan BTC Akan ke Harga Ini
“Seri lintas Bitcoin; Ethereum mungkin kandidat teratas untuk terus mengungguli kripto utama diatasnya. Kemajuan Ethereum vs Bitcoin tidak tergoyahkan oleh deflasi pada tahun 2022, di sebagian besar aset berisiko dan mungkin mendapatkan fondasi,” ujarnya.
Bitcoin crosses series; Ethereum may be top candidate to continue outperforming the first born crypto –#Ethereum's advances vs. #Bitcoin have been unshaken by 2022 deflation in most risk assets and may be gaining underpinnings. pic.twitter.com/mLRMO4vpQr
— Mike McGlone (@mikemcglone11) December 20, 2022Sebelumnya, Velvet Capital juga menegaskan bahwa merge pada bulan September lalu, menempatkan Ethereum di jalur untuk menjadi lebih terukur dan efisien. Sementara peralihannya ke Proof of Stake (serta peningkatan lainnya) sekarang berfaedah sangat dekat untuk menjadi deflasi.
Dari nan tertulis pada postingannya, periode kegiatan jaringan ETH nan meningkat condong membuatnya menjadi deflasi, sesuatu nan bakal menjadi lebih jelas dengan lebih banyak penggunaan dan adopsi.
“Ethereum menjadi deflasi ketika tingkat pembakaran token (dari biaya transaksi) lebih besar daripada hadiah staking untuk validator. PoS ETH baru ada selama beberapa bulan. Dalam masa bull run berikutnya, ETH mungkin menjadi lebih deflasi dengan lebih banyak orang menggunakan Crypto secara teratur,” pungkas Velvet Capital.
#Ethereum becomes deflationary when the token's burn rate (from transaction fees) is greater than the staking reward for validators
PoS ETH has only existed for a few months
In the next bull run, ETH may become even more deflationary with more people using Crypto regularly pic.twitter.com/Edpq0jrZR7