Anisa Giovanny
11th March, 2023
Bank swasta terbesar ke-16 di Amerika Serikat, Silicon Valley Bank (SVB) kolaps setelah alami krisis modal. Regulator California menutup bank tersebut pada Jumat (10/3) waktu setempat.
Sebelum ditutup, pada Kamis (9/3) saham bank SVB telah turun 60%. Bank ini pun diketahui mempunyai kerugian hingga US$1,8 miliar setara dengan Rp27,9 triliun.
SVB adalah salah satu pemberi pinjaman terbesar di Amerika Serikat dan pemain utama untuk perusahaan nan didukung ventura. Bank ini telah beraksi selama 40 tahun.
Silicon Valley Bank dan USDC
Kekacauan Silicon Valley Bank ini membikin perusahaan penerbit stablecoin USDC, ialah Circle, turut terkena imbas. Hal ini dikarenakan perusahaan menyimpan persediaan dananya di SVB.
Dalam audit pada 31 Januari, Circle mengungkapkan, sekitar US$8,6 miliar alias sekitar 20% biaya cadangannya disimpan di beragam lembaga finansial berlisensi di Amerika Serikat, termasuk Silvergate dan Silicon Valley Bank.
Cadangan lainnya sebesar US$33,6 miliar disimpan di US Treasurys nan dikelola oleh BlackRock melalui Circle Reserve Fund, terdaftar sebagai biaya pasar duit pemerintah dan dengan biaya nan dimiliki oleh BNY Mellon.
Sebagai corak transparansi, Circle pun merilis pernyataan lewat utas akun twitternya (11/3)
1/ Following the confirmation at the end of today that the wires initiated on Thursday to remove balances were not yet processed, $3.3 billion of the ~$40 billion of USDC reserves remain at SVB.
— Circle (@circle) March 11, 2023“Menyusul konfirmasi pada akhir hari ini, inisiasi wire transfer yang dilakukan pada Kamis untuk memindahkan saldo belum diproses. US$3 miliar dari kurang lebih US$40 miliar cadangan USDC berada di SVB,” tulis Circle (10/03).
Dalam utas nan sama Circle juga menjelaskan bahwa pihaknya berasosiasi dengan pelanggan dan deposan lain untuk menyerukan keberlangsungan SVB, nan mempunyai peran krusial bagi ekonomi AS. Circle juga bakal mengikuti pedoman nan diberikan oleh regulator negara bagian dan Federal.
USDC Anjlok dalam 24 Jam!
Sementara itu, USDC telah depeg dari mata duit fiat Dollar AS nan menjadi pasaknya. Menurut informasi Coingecko (11/3) siang, USDC telah ambruk lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir. Harganya turun sigap dari US$1 ke US$0,8.

Menyusul penurunan USDC ini, Binance dan Coinbase pun telah menangguhkan sementara konversi USDC di pertukaran.
Coinbase mengumumkan bahwa mereka “menghentikan sementara konversi USDC:USD selama akhir pekan sementara bank tutup.”
“Selama periode kegiatan tinggi, konversi berjuntai pada transfer USD dari bank nan dikliring selama jam perbankan normal. Ketika bank buka pada hari Senin, kami berencana untuk memulai kembali konversi,” kata perusahaan itu.
Binance has temporarily suspended auto-conversion of USDC to BUSD due to current market conditions, specifically related to high inflows & the increasing burden to support the conversion.
This is a normal risk-management procedural step to take while we monitor the situation.
Binance juga telah menangguhkan sementara konversi otomatis USDC ke BUSD lantaran kondisi pasar saat ini, khususnya terkait dengan arus masuk nan tinggi dan meningkatnya beban untuk mendukung konversi.
Binance juga menekankan bahwa ini adalah langkah prosedural manajemen akibat nan normal untuk diambil sembari memantau situasi.
Baca juga: Circle USDC Bahas Strategi untuk Jaga Stabilitasnya!
Anisa Giovanny
Anisa tertarik dengan bumi tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di bumi perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bagian ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency
Anisa tertarik dengan bumi tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di bumi perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bagian ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency