Stablecoin USDC Mulai Pulih Usai Terpapar Krisis Bank Silicon Valley

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Anisa Giovanny

12th March, 2023

Harga USDC terpantau alami kenaikan dan berada di level US$0,95 pada Minggu sore (12/3).

Sebelumnya, pada Sabtu (11/3) aset ini alami depegging ke nomor US$0,8 (11/3) lantaran terdampak kolapsnya Bank Silicon Valley (SVB). 

USDC terpapar SVB lantaran Circle, penerbit USDC, mempunyai persediaan biaya US$3,3 miliar nan tidak bisa ditarik dari bank tersebut.

Penurunan nilai stablecoin terbitan Circle ini memicu keriuhan di pasar kripto, karena sebagai stablecoin semestinya USDC mempunyai nilai setara 1:1 dengan aset nan dipatoknya, ialah dolar AS.

Sebagai stablecoin kedua terbesar dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$42 miliar pada 31 Januari, depeg USDC turut membikin stablecoin lain seperti, DAI, Binance USD (BUSD), TrueUSD (TUSD), dan lain sebagainya mengalami nasib serupa. 

Circle Rilis Pernyataan, Aset Masih Aman

Meski terdampak dengan SVB, Circle menekankan bahwa stablecoin mereka tetap aman.

Lewat rilis resmi yang diterbitkan, Circle menuliskan bahwa USDC dijamin 100% dengan kombinasi duit tunai dan Departemen Keuangan AS. 

Secara khusus, USDC saat ini dijamin 77% (US$32,4 miliar) dengan US Treasury Bills (dengan periode jatuh tempo tiga bulan alias kurang), dan 23% (US$9,7 miliar) dengan duit tunai nan disimpan di beragam institusi, di mana SVB hanya satu di antaranya.  

Circle menjelaskan operasi likuiditas USDC bakal dilanjutkan “seperti biasa” ketika bank buka pada hari Senin.

Perusahaan bakal menggunakan sumber dayanya sendiri dan modal eksternal jika diperlukan untuk menutupi kekurangannya. 

CEO Circle, Jeremy Allaire, juga membagikan informasi kondisi Circle lewat utas akun twitternya. 

What do we expect with SVB and the FDIC?

We have reason to believe that under applicable FDIC policy, transfers initiated prior to a bank entering receivership would have otherwise been processed normally. In other words, the FDIC should allow transactions to settle in the… https://t.co/iefCDGWEHP

— Jeremy Allaire (@jerallaire) March 11, 2023

Ia menjelaskan kemungkinan SVB tidak mengembalikan semua biaya ke deposannya, alias bahwa transaksi Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dengan bank mungkin tertunda dan memerlukan waktu lama lantaran FDIC mengeluarkan IOU (sertifikat penerima) dan dividen lanjutan kepada pemegang deposito.

Dalam kasus seperti itu, Circle, sebagaimana disyaratkan oleh undang-undang di bawah peraturan transmisi duit dengan nilai tersimpan, bakal berdiri di belakang USDC.

Circle bakal menutupi kekurangan apa pun dengan menggunakan sumber daya perusahaan, nan melibatkan modal eksternal jika perlu. 

Baca juga: Circle USDC Bahas Strategi untuk Jaga Stabilitasnya!

Apa nan Terjadi Pada Bank Silicon Valley?

Silicon Valley Bank (SVB) mengalami kerugian signifikan, nan dipengaruhi oleh kenaikan suku kembang garang oleh The Fed.

Kenaikan suku kembang membikin perusahaan rintisan alias start-up nan merupakan pelanggan utama SVB tertekan, lantaran pengumpulan biaya IPO tertunda dan Non IPO menjadi lebih mahal, sedangkan ongkos pinjaman semakin tinggi.

Untuk mempertahankan perusahaan, pelanggan memilih menarik dananya dari SVB. Penarikan-penarikan itu pun menyebabkan bank krisis likuiditas.

SVB juga diketahui tengah merugi lantaran imbal hasil dari produk Treasury AS nan menjadi investasinya mempunyai nilai lebih rendah daripada sebelum kenaikan suku bunga.

Untuk menambah likuiditas, bank berumur 40 tahun ini pun menjual obligasinya nan berbobot US$21 miliar di bawah nilai demi menambah modal meski alami kerugian penjualan US$1,8 miliar.

Tak menutup kekurangan, SVB mengumumkan bakal menjual saham senilai US$2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya.

Publikasi SVB itu memicu kepanikan pelanggan nan memilih menarik dananya. Saham bank ambruk lebih dari 60% pada Kamis (9/3). Nasabah Bank SIlicon Valley diketahui telah menarik simpanan US$42 miliar.

SVB pun makin krisis modal dan membikin regulator California menutup bank tersebut pada Jumat (10/3) waktu setempat dan FDIC sekarang mengambil alih Bank Silicon Valley.

Kolapsnya SVB bukan hanya berakibat pada Circle saja. Sebagai bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat dan menjadi tempat simpan biaya perusahaan rintisan alias start-up, bangkrutnya SVB ini menurut CNBC menimbulkan kekhawatiran.

Beberapa di antaranya adalah, perusahaan rintisan mungkin tidak dapat membayar tenaga kerja dalam beberapa hari mendatang, capital investor kesulitan mengumpulkan dana, dan sektor industri lain nan sudah tertekan semakin kesulitan.

Baca juga: Silicon Valley Bank Kolaps, USDC Ambles! 

Anisa Giovanny

Anisa tertarik dengan bumi tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di bumi perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bagian ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency

Anisa tertarik dengan bumi tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di bumi perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bagian ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency

Sumber Blog Coinvestasi - Crypto, Blockchain, NFT
Blog Coinvestasi - Crypto, Blockchain, NFT
close
Atas