Cryptoharian – Kisah mengenaskan datang dari India, dimana seorang pemuda nan menempuh pendidikan sarjana perdagangan ditemukan tewas bunuh diri, setelah mengalami kerugian pada investasi Bitcoin (BTC) sebesar 3,5 Lakh alias setara dengan Rp 65 juta.
Setelah proses identifikasi, korban diketahui merupakan penduduk koloni LDA, nan berada di bawah otorisasi dari instansi polisi Sarojini Nagar.
Korban ditemukan tergantung menggunakan sejumlah helai kain di rumahnya. Pihak family menjelaskan, bocah itu mengalami depresi pasca kehilangan duit nan dia percayakan pada salah satu perusahaan.
“Ketika dia meminta uangnya kembali, perwakilan perusahaan nan dia hubungi berakhir mengangkat teleponnya,” ungkap sepupu korban.
Inspektor dari Kepolisian Sarojini Nagar, Santosh Kumar Arya, menyatakan bahwa jenazah dikirim untuk post-mortem.
Dalam laporannya, terkonfirmasi bahwasanya kematian mahasiswa tersebut murni lantaran bunuh diri. Arya menyebut, dari hasil penyelidikan awal, pemuda itu gantung diri setelah kehilangan uangnya.
“Kami memeriksa keaslian perusahaan dan telah menemukannya. Jika family mengusulkan keluhan, masalah ini bakal diselidiki,” ujarnya.
Indonesia
Sementara itu, di Indonesia sedang terjadi kasus lain terkait Bitcoin. Kasus ini melibatkan seorang blogger penanammodal berjulukan Yuri Boytsov, nan mengumumkan bahwa dirinya telah dirampok di Bali dalam corak aset Bitcoin.
Melalui Instagram Stories-nya, Boytsov (@boitsov_life) menceritakan kronologi tersebut dan membagikan rekaman CCTV sebagai bukti bahwa dia telah mengalami tindak kriminal. Dalam medsosnya pun, dia juga memberikan tag pada Presiden Joko Widodo dan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo.
Berita Bitcoin: MT.Gox Bakal Cairkan Aset Kreditur Minggu Ini, Bagaimana Nasib Bitcoin?
“Hari ini saya bakal berbincang secara perincian tentang kejadian nan terjadi di Bali. Saya bakal sangat berterima kasih atas support Anda. Saya butuh support Anda,” tulisnya dalam bahasa Indonesia dan Rusia, serta menandai akun @jokowi, @bambang.soesatyo, dan beberapa akun lokal termasuk @explorebali dan @balilivin.
Menurut laporannya pada 25 Februari, kejadian bermulai saat ada sekelompok orang nan menyerangnya. Tiga dari mereka berbincang bahasa Rusia, dan salah satunya merupakan orang Indonesia dengan mengenakan seragam polisi. Ketiga orang tersebut membobol vilanya nan berada di Bali.
Setelah membobol vilanya, para pelaku menakut-nakuti Boytsov dan pacarnya. Mereka mengambil semua paspor dan arsip serta meretas dompet digital nan berisi Bitcoin senilai US$ 284.000. Pasca kejadian itu, dia melapor ke instansi polisi terdekat. Di instansi polisi, dia diminta untuk pergi ke vila dan menunjukkan kepada polisi semua bukti kejahatan.
“Besok paginya, saya mengambil video dari kamera CCTV. Berkat rekaman tersebut, beberapa jam kemudian, salah satu pelaku ditangkap di bandara. Dia berencana terbang dari Bali ke Dubai,” tambahnya.
Boytsov juga menyebutkan, salah satu tersangka menjadi marah saat ditangkap dan menendang meja. Ia mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari para pelaku tersebut.
“Para pelaku tidak ditangkap, setelah perdebatan panjang, mereka semua dibebaskan,” katanya.
Kendati demikian, hingga sekarang belum ada konfirmasi lebih lanjut kenapa pelaku tidak ditangkap. Namun, Boytsov juga tidak menyerah dan tetap mencari support untuk menangkap semua tersangka.
Muhammad Syofri
Trader Forex dan Bitcoin nan sudah bergulat di bagian trading dari tahun 2013. Sering menulis tulisan tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.