The Father: Kecemasan Hari Tua dan Masa Depan yang Ditakutkan Banyak Orang

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Dalam sebuah cerpen berjudul “Di Selatan Dua Lelaki Tua India”, sastrawan kontroversial Salman Rushdie pernah menulis:

“Sebentar lagi kau juga bakal menjadi orang nan tak berkekuatan dan memerlukan seseorang apalagi hanya untuk buang air besar. Kehidupan bayi itu bukan hanya masa lampau kita tapi juga masa depan kita”.

Kalimat tersebut mempunyai pendapat nan mirip dengan tema cerita nan diangkat dalam movie garapan Florian Zeller nan berjudul “The Father” (2020).

Film nan menceritakan tentang kehidupan masa tua seseorang berumur 80 tahun ini mengantarkan Anthony Hopkins kembali meraih Best Actor in a Leading Role di Academy Awards setelah nyaris tiga dasawarsa sejak kemenangan pertamanya di tahun 1992 untuk movie “The Silence of the Lamb” (1991). Lalu, apa nan membikin “The Father” begitu menarik dan mendapat banyak komentar positif dari para kritikus film?

The Father

Delusi dan Kecemasan dari Sudut Pandang Pengidap Demensia

“The Father” menceritakan tentang kehidupan Anthony (Anthony Hopkins), laki-laki tua berumur 80 tahun nan tinggal di sebuah apartemen di London Barat. Sebagai orang tua seusianya, dia terlihat mempunyai bentuk nan terbilang cukup sehat, walaupun secara psikis sudah jelas bahwa Anthony mempunyai masalah dengan daya ingatnya nan semakin menurun.

Akibat demensia, kehidupan masa tua Anthony tidak bisa dikontrol dengan baik. Ingatan-ingatan masa lalunya silih berganti menjadi objek nan membikin kecemasannya memuncak. Dari mulai pertanyaan tentang keberadaan anak bungsu nya, kepemilikan apartemen, hingga daya ingat tentang orang-orang disekitarnya nan mulai memudar.

Delusi nan dialami oleh Anthony dibuat menjadi sebuah teka-teki random nan membikin movie ini melangkah melingkar menimbulkan misteri nan cukup unik. Kebingungan Anthony menjadi perspektif pandang tidak biasa nan disajikan dalam film, dimana semua perihal serba berubah-ubah tidak beraturan. Kecemasan itu mudah menular, dan masa tua nan dialami Anthony menjadi sebuah gambaran menakutkan nan bisa saja dialami seseorang di masa depan.

Penampilan Terbaik Hopkins di Usia nan Tidak Lagi Muda

Eksistensi Anthony Hopkins dalam puluhan tahun lebih perjalanan karirnya menjadi seorang tokoh terbilang cukup konsisten, dalam beberapa tahun belakangan dia aktif membintangi beberapa movie terkenal seperti “Transformers: The Last Knight” (2017) alias “The Two Popes” (2019).

Kecemerlangan aktingnya juga menjadikan karakter Anthony dalam “The Father” mempunyai emosi nan begitu natural. Bagaimana dia bisa marah lantaran lupa, alias berduka lantaran kebingungan kudu pulang ke pangkuan ibu alias anaknya. Adegan-adegan kunci tersebut mungkin tidak bakal terasa begitu sentimentil andaikan bukan Anthony Hopkins nan memerankannya.

Dengan umur nan tidak muda lagi, Anthony Hopkins bisa membuktikan dengan keahlian aktingnya, dia bisa membawa “The Father” menjadi movie nan patut diperhitungkan.

Kehadiran Olivia Colman sebagai Anne, anak sulung Anthony  juga membawa peran krusial tentang konsep ruang dan waktu dalam ingatan Anthony apakah itu sebuah ilusi alias kenyataan. Selain Olivia pemeran lain seperti Mark Gatiss, Imogen Poots, Olivia Williams dan Rufus Sewell juga memberikan penampilan terbaiknya.

Film nan Layak Mendapatkan Banyak Penghargaan

“The Father” adalah movie dengan lama 1 jam 37 menit nan terasa cukup panjang, lantaran penonton disajikan dengan potongan-potongan segmen dalam ruang lingkup nan nyaris sama, alur waktunya juga dibuat sedemikian membingungkan tanpa patokan nan jelas. Namun, perihal itulah nan membikin movie mempunyai daya tarik.

Tidak heran jika movie ini mendapat banyak nominasi dan piala dalam beragam penghargaan, sebut saja Best Actor untuk Anthony Hopkins dalam Academy Awards dan BAFTA. Serta Best Adapted Screenplay untuk Florian Zeller dan Christopher Hampton di Academy Awards. 

Satu perihal nan tidak bisa disangkal, bahwa “The Father” bakal mengingatkan banyak orang tentang gimana konsep masa depan, alias gimana saat seseorang mengalami masa penuaan dan kudu ditinggalkan oleh orang-orang disekitar lantaran keadaan.

Untuk sebagian orang, pengalaman ini mungkin telah dimulai dengan mengurus orang tua nan sudah pikun. Sebagian nan lain mungkin bakal menunggu tugas tersebut, alias malah dihantui emosi ketakutan bakal mengalami kisah serupa di masa depan. Terlepas dari kecemasan-kecemasan tersebut, “The Father” adalah salah satu movie nan sangat layak untuk ditonton.

Sumber Blog Hiburan TV, Movies, Music, dan Lifestyle
Blog Hiburan TV, Movies, Music, dan Lifestyle
close
Atas