
Teknologi.id - Siswa kelas dua SD, Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay asal Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses menjuarai Abacus World Competition 2022.
Bocah nan berkawan disapa Nono itu sukses mengalahkan 7.000 peserta dari seluruh bumi dan meraih ranking pertama pada kejuaraan itu.
Dilansir dari situs Abacus Brain Gym, Kamis (19/1/2023), Nano menduduki ranking pertama kategori Best Champion of The Year dengan 15.201 kumpulan soal (count) serta skor 95,75. Kategori ini menunjukkan hasil total di tahun lalu.
Di urutan kedua ada Bala Abhyudaya Balasubramonian dari Qatar dengan 7506 count dan 96,71 poin; Ketiga adalah Arya Shivade dari Amerika Serikat dengan 6.138 count dengan skor 97,71.
Dalam kategori Top 3 Champions at The Current Time, Nano juga memimpin dengan jumlah count 700 serta skor 96,97. Kategori ini sendiri menunjukkan jumlah PR nan dituntaskan dan ranking nan dihitung sejak awal tahun ini.
Selain Nano, tercatat sejumlah peserta dari Indonesia di 20 besar kategori terakhir ini, yakni, Rafael Putra Pakpahan (peringat 3), Eileen Quintisha Kineta Chahyadi (11), Khloe Nicole Tandiono (17), Cattleya Metta Oeyrantara (18).
Gubernur NTT Kupang Viktor Bungtilu Laiskodat, pun mengapresiasi prestasi Nono dalam unggahan di akun Instagram-nya.
Ia pun menghadiri kegiatan penyerahan Abacus Brain Gym Award (ABG) kepada Nono berbareng Bupati Kupang, Founder ABG USA, dan Founder ABG Indonesia di Ruang Rapat Gubernur NTT.
Dalam kegiatan tersebut, Nono diberi kesempatan untuk unjuk kemampuannya di bagian Matematika. Ia diminta menjawab soal nan dilontarkan secara lisan oleh juri.
Hebatnya, Nono bisa menjawab semua soal dengan sigap dan tepat hanya dalam hitungan detik.
Tentang Abacus
Dikutip dari situs resminya, Abacus Brain Gym merupakan layanan kursus sempoa dan matematika nan sudah didirikan sejak 2003.
Juli Agustar, CEO dan pendiri Abacus Brain Gym, mengaku mulanya terinspirasi dari program matematika mental sempoa di sebagian besar negara Asia selama liburan family pada 2001.
"Saya betul-betul tertarik dan terkesan dengan hasil training dengan mengawasi anak-anak nan mengikuti matematika mental sempoa ini," ucapnya.
Sejak itu, dia melakukan lebih dari satu tahun penelitian ke banyak pusat pembelajaran sempoa di seluruh bumi sebelum kemudian mengembangkan ABG.
"Abacus Brain Gym adalah tentang membikin hubungan nan mengubah kehidupan anak-anak dari menutup celah keahlian inovasi, kemajuan teknologi hingga ketimpangan pendapatan," ujar dia.
ABG menyatakan bahwa matematika sempoa adalah langkah paling efektif untuk mengenalkan anak pada konsep matematika absurd melalui penyajian manik-manik sempoa untuk eksplorasi bentuk dan visual.
Platformnya menyediakan disiplin membangun rentang konsentrasi, kondisi hiper-belajar, penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang, serta umpan kembali langsung atas hasil nan merangsang keahlian pengembangan diri.
Lembaga ini menggunakan metode aritmatika mental. Ini dilakukan atas dasar gambaran virtual sempoa nan terbentuk di dalam pikiran dan berasas prinsip kalkulasi sempoa. Dalam perihal ini, papan manik-manik hanyalah alat, dengan latihan teratur, anak-anak dapat memvisualisasikan dan menginternalisasi gambar manik-manik di akal mereka.
Pada intinya, ABG melatih siswa untuk menggunakan bagian otak kiri (sisi logika) untuk memanipulasi sempoa virtual (gambar), dan merangsang otak di bagian kanan (sisi abstrak).