Kemenkes Lakukan Uji Pemodelan AI untuk Diagnosis Penyakit

Sedang Trending 6 jam yang lalu

Kemenkes

Foto: Awall.id

Teknologi.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia manfaatkan teknologi AI untuk kemajuan di bagian kesehatan. Melalui uji pemodelan artificial intelligence, Kemenkes pemeriksaan penyakit menggunakan AI untuk mencapai hasil nan lebih tepat dengan pengobatan presisi. 

Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji pada Selasa (1/10/2024), menjelaskan bahwa kemajuan AI saat ini telah dimanfaatkan dalam bagian kesehatan. Uji pemodelan AI telah dilakukan di beberapa rumah sakit, untuk memandang apakah sudah tepat alias belum, serta memastikan kualitas nan dihasilkan tidak hanya bagus di luar saja. Tes pemodelan ini juga untuk memastikan lebih tepat digunakan untuk mendiagnosis penyakit seperti kanker paru-paru alias penyakit nan ada di otak. 

Lebih lanjut lagi, Setiaji menegaskan bahwa bakal dilakukan optimalisasi pemanfaatan AI dalam bagian kesehatan untuk layanan kesehatan non-klinis terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar akibat nan dihasilkan dapat dirasakan oleh masyarakat dalam jangkauan nan lebih luas. 

"Oleh lantaran itu, saya memandang baik sekali hasil survei Future Health Index ini untuk bisa meningkatkan dan masuk ke cetak biru kepemimpinan berikutnya, gimana kita konsentrasi meningkatkan langkah untuk mendiagnosis, menangani penyakit, dan lain sebagainya, lantaran AI itu sudah ada untuk nan non-klinis, misalnya hipertensi. Nanti sejenak lagi juga bakal masuk dalam Satu Sehat. Jadi, kita bisa lihat, 'Oh saya punya prediksi bakal kena hipertensi lho', begitu," ujar Chief DTO Kemenkes lebih lanjut. 

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini juga sedang dilakukan uji model AI bisa mengenal informasi dari foto ronsen, foto otak. Sejauh ini, AI sudah bisa mengenal kurang lebih sebanyak 30 peyakit. 

Berdasarkan perihal tersebut, disampaikan bahwa pemanfaatan teknologi AI juga diproyeksikan bisa mendeteksi penyakit-penyakit lainnya, seperti diabetes, apalagi bisa memberikan penjelasan hasil dari timbangan anak di layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). 

"Begitu Ibu kita timbang di posyandu, kemudian kelak bakal muncul video nan mendeskripsikan hasil timbangan dan sebagainya. Sekarang kita juga lagi tes untuk misalnya informasi foto rontgen, foto otak itu gimana AI bisa mengenal," terang Setiaji, Chief DTO Kemenkes. 

Baca juga Gandeng Starlink, Kemenkes Siap Fasilitasi Akses Internet Ke Puskesmas Terpencil

Saat ini, Kemenkes juga sedang melakukan pengoptimalan AI dalam meningkatkan kepuasan pelanggan untuk layanan antrean di beberapa rumah sakit. 

"Di sisi lain adalah gimana kita meningkatkan layanan, artinya antrean. Mungkin kita antre sekarang sudah bisa daring alias online, tetapi pada saat datang tetap kudu antre, dan sebagainya. Itu jadi tantangan kita nan perlu kita antisipasi, termasuk saat ini kan juga ada banyak akomodasi kesehatan nan tetap belum ada akses internet, sehingga saat ini kita sedang menggunakan salah satu teknologi satelit untuk daerah-daerah nan terpencil," ujar Chief DTO Kemenkes.

Harapannya, pemanfaatan AI ini bisa berakibat positif dalam mendorong peningkatan prasarana dan kapabilitas tenaga kesehatan di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi Indonesia nan tetap sangat terbatas untuk aspek prasarana dan kapabilitas di bagian kesehatan. Oleh lantaran itu, peningkatan layanan secara jaringan memang dalam proses peningkatan saat ini.

Dalam keterangannya juga disampaikan bahwa 60% akomodasi kesehatan di Indonesia nan telah diintegrasikan dengan sistem Satu Sehat.  Chief DTO Kemenkes menyampaikan "Mulai dari rumah sakit, laboratorium, hingga layanan primer sudah diintegrasikan dengans sistem Satu Sehat. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses rekam medisnya melalui aplikasi Satu Sehat. Saat ini, aplikasi Satu Sehat bisa diakses cukup dengan login (masuk) sendiri dengan IKD alias Identitas Kependudukan Digital. Kita juga sudah bekerja sama dengan Dukcapil alias Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Kementerian Dalam Negeri. Sebentar lagi, kelak juga bisa diakses menggunakan ID," akhir penjelasan dari Chief DTO Kemenkes. 

Tidak hanya dari segi fasilitas, tetapi juga kualitassumber daya manusia (SDM), juga disiapkan untuk bisa melangkah beriringan dengan kemajuan teknologi AI nan digunakan. Pihak Kemenkes, Chief DTO Setiaji meminta pihak kampus untuk membekali calon master dengan pemahaman dan keahlian menggunakan AI. 

Dengan demikian, adanya uji tes pemodelan AI untuk mendiagnosis penyakit nan bisa pendeteksian penyakit secara lebih akurat, akomodasi kesehatan nan bisa diakses dalam jaringan secara lebih luas, dan keahlian penggunaan AI nan dibekali kepada para master dan para calon dokter, menjadi bentuk pemanfaatan AI untuk kemajuan di bagian kesehatan. 

Baca juga tulisan lainnya di Google News.

(ah)

Sumber Blog Teknologi Indonesia
Blog Teknologi Indonesia
close
Atas