Bitcoin Turun ke $60,000! Apa Saja Penyebabnya?

Sedang Trending 1 hari yang lalu

Dalam beberapa hari terakhir, bumi mengalami volatilitas nan tinggi, dipicu oleh bentrok geopolitik dan ketidakpastian makroekonomi. 

Perang nan berkepanjangan, ditambah dengan ketidakstabilan kebijakan moneter di beragam negara, membikin kebanyakan aset berisiko di pasar finansial bergerak tidak stabil. 

Aset-aset seperti saham dan kripto, termasuk Bitcoin, terkena dampaknya dan sekarang menunjukkan penurunan nilai nan cukup signifikan. 

Ketika faktor-faktor makroekonomi dan ketegangan internasional semakin memanas, banyak penanammodal memilih untuk menjual aset berisiko demi mengamankan biaya mereka.

Bitcoin Koreksi dengan Banyaknya Kejadian di Dunia

Salah satu aspek besar nan memengaruhi penurunan nilai Bitcoin adalah serangan militer Iran nan akhirnya menembus daerah Israel, meningkatkan akibat terjadinya perang bumi ketiga. 

Serangan ini adalah serangan kembali dari nan sudah dilaksanakan Israel dalam beberapa bulan terakhir, dimana akhirnya serangan dari Iran menembus pertahanan dari Israel. 

Pada kasus sebelumnya, serangan ini tetap belum tembus, sehingga tetap dianggap bukan ancaman besar untuk perang bumi ketiga. 

Namun setelah serangan ini tembus ke daerah Tel Aviv, saat ini banyak penanammodal dan trader nan cemas bahwa serangan kembali lebih besar bakal dimulai dan bakal ada keterlibatan lain dari negara besar lain. 

Ketegangan ini memicu kekhawatiran bahwa bentrok dunia bakal mengganggu perekonomian secara luas, terutama jika Amerika Serikat terlibat lebih jauh. 

Dalam situasi perang, ekonomi dunia dapat terguncang, memicu krisis finansial nan menyeluruh. 

Hal ini mendorong banyak penanammodal untuk menjual aset berisiko seperti kripto demi melindungi aset mereka.

Selain itu, pernyataan dari Jerome Powell, kepala bank sentral Amerika Serikat (The Fed), juga memengaruhi sentimen pasar. 

Dalam pidatonya kemarin, pada 1 Oktober 2024, Powell menyatakan bahwa pemotongan suku kembang tetap bakal berlanjut, namun kondisi ekonomi nan tetap belum pasti menimbulkan kekhawatiran tambahan. 

Istilah “belum pasti” ini menambah beban kekhawatiran di pasar nan sudah penuh ketidakpastian, membikin banyak pelaku pasar menahan diri alias apalagi menjual aset berisiko mereka.

Sebelumnya, penanammodal dan trader di pasar mempunyai ekspektasi bahwa suku kembang referensi nan turun sudah pasti bakal terus terjadi, sehingga membikin kepercayaan bakal kebanyakan aset berisiko. 

Kepercayaan ini telah sukses mendorong nilai kebanyakan aset berisiko untuk naik, nan juga menjadi salah satu penyebab kenapa harganya bergerak naik dalam beberapa pekan terakhir. 

Aset seperti kripto, termasuk Bitcoin, sangat sensitif terhadap keputusan suku kembang lantaran penurunan suku kembang biasanya diartikan sebagai langkah ekspansif nan menambah likuiditas di pasar keuangan. 

Harapan ini membikin pelaku pasar optimis terhadap kemungkinan apresiasi harga. Namun, jika kebijakan suku kembang tidak cocok harapan, maka pesimisme bakal kembali muncul dan tekanan jual pada Bitcoin bisa meningkat, seiring ketidakpercayaan nan terus menguat di kalangan investor.

Analisis Teknis Bitcoin

Secara teknikal, Bitcoin telah menembus pemisah bawah di level $61,800, nan sebelumnya menjadi support krusial bagi harga. 

Saat ini, Bitcoin sedang mencoba bangkit dari level tersebut, namun kondisi pasar dunia tetap belum mendukung untuk kenaikan nan lebih signifikan. 

Berdasarkan kajian kondisi pasar saat ini, kemungkinan besar Bitcoin bakal bergerak konsolidatif di antara level $61,800 dan $58,200 dalam waktu dekat.

Konsolidasi ini kemungkinan besar bakal bersambung hingga akhir tahun, seiring ketidakpastian nan tetap tinggi di pasar global. 

Salah satu aspek tambahan nan mempengaruhi adalah pemilihan presiden Amerika Serikat nan bakal berjalan pada November 2024. Pemilu ini menambah volatilitas pasar, terutama jika hasilnya tidak cocok dengan ekspektasi pasar.

Dalam kondisi pasar nan tidak menentu seperti saat ini, para trader dan penanammodal kudu lebih waspada dalam mengelola risiko. 

Manajemen akibat nan baik sangat diperlukan agar kerugian dapat diminimalisir, terutama ketika pergerakan nilai Bitcoin tetap menunjukkan volatilitas nan tinggi. 

Ketidakpastian dunia dan kebijakan moneter nan belum jelas bakal terus memengaruhi pasar, sehingga krusial bagi penanammodal untuk selalu memantau perkembangan terbaru sebelum mengambil keputusan investasi.

Bitcoin saat ini berada di persimpangan nan kritis, dan langkah kebijakan moneter serta perkembangan geopolitik dunia bakal sangat menentukan arah pergerakan nilai di masa depan.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di Teknologia bukan nasihat investasi alias saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Teknologia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Iqbal Maulana

Penulis nan senang mengawasi pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari perihal baru dan berjumpa dengan orang baru.

Sumber Blog CryptoHarian
Blog CryptoHarian
close
Atas