Insurtech Rey Raih Pendanaan Tambahan Rp54,8 Miliar

Sedang Trending 21 jam yang lalu

Jakarta, Teknologia – Rey, startup nan mengembangkan insurance technology mengumumkan mendapatkan tambahan pendanaan sebesar 3,5 juta dolar Amerika Serikat alias sekitar Rp54,8 miliar untuk kurs saat ini. Pendanaan ini dimotori oleh beberapa penanammodal baru, ialah CyberAgent Capital, Arthazen Capital, dan PT Gametraco Tunggal. Hal ini disampaikan oleh CEO & Co-founder Rey, Evan Tanotogono.

Pendanaan nan diperoleh Rey ini, selain dari penanammodal baru, juga diikuti kembali oleh semua penanammodal Rey dari tahap sebelumnya. Para penanammodal tersebut adalah Trans Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan Reycom Document Solusi (RDS).

Sebelumnya, setahun nan lampau mereka juga mendapatkan gelontoran dana, namun dengan nomor nan sedikit lebih besar ialah USD4,2 juta. Baca juga: Raih Pendanaan Rp62,3 Miliar, Startup Insurtech Rey Rilis Membership Kesehatan

Rey merupakan platform insurtech kesehatan nan bervisi mentransformasi perlindungan kesehatan menjadi layanan kesehatan ujung ke ujung (Prevention to Protection Integrated). Visi ini diwujudkan Rey dengan meluncurkan Membership kesehatan untuk perseorangan dan kumpulan nan diklaim mendisrupsi perlindungan kesehatan dari beragam aspek: holistik, terjangkau, serta pengalaman nan serba digital dan mudah. Hingga saat ini, layanan Rey telah digunakan oleh lebih dari 50 ribu orang dan di lebih dari 100 organisasi

Platform insurtech kesehatan Rey Siap lebarkan sayap

Rey CEO Co Founder Rey Evan Tanotogono Resize

Rey juga sukses menjaga Rasio klaim (claim loss ratio) produk asuransi nan diintegrasikan dengan Rey tercatat tetap berada di sekitar 50%. Angka ini lebih rendah dari rasio klaim asuransi kesehatan konvensional nan pada semester 1-2024 dari informasi AAJI mencapai 105,7%. Sesifikasi produknya nan kompetitif serta premi belum pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2022.

Rey juga tercatat sebagai salah satu perusahaan penyelenggara Inovasi Digital Kesehatan (IDK) dalam Regulatory Sandbox Kementerian Kesehatan 2024 pada September 2024. Sebelumnya, Rey nan adalah personil kluster Insurtech dalam Asosiasi Fintech Indonesia juga telah menyelesaikan program Regulatory Sandbox Inovasi Keuangan Digital (IKD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada paruh pertama tahun ini.

Kini, mereka melebarkan sayap guna turut mendukung transformasi industri asuransi kesehatan secara menyeluruh. Rey membantu perusahaan asuransi konvensional dari menghadirkan perlindungan kesehatan nan sebelumnya sekadar sebuah polis menjadi sebuah end-to-end health solution dengan memanfaatkan teknologi, pendekatan, dan ekosistem nan telah dikembangkan serta diuji oleh Rey.

Inovasi nan dihadirkan Rey ini membawa angin segar bagi model manajemen pihak ketiga (TPA). Layanan TPA selama ini tetap konvensional, condong administratif, dan transaksional hanya saat ada klaim kesehatan saja. Kini, dengan support teknologi, ekosistem Rey menawarkan proposisi baru nan mengungguli model upaya TPA konvensional. Melalui active health management, Rey menyediakan tidak sebatas layanan manajemen klaim, tetapi juga berfokus pada keterlibatan layanan kesehatan nan berkepanjangan baik secara preventif maupun kuratif.

Inovasi ekosistem Rey juga menjadi tawaran solusi untuk kondisi industri asuransi kesehatan nan saat ini tengah menghadapi tantangan serius lantaran memburuknya performa klaim.

“Di Rey, kami membangun ekosistem kesehatan holistik, dari telekesehatan sebagai primary care, ajudikasi klaim, dan care management hingga fitur kebugaran nan berfokus pada wellbeing pengguna sekaligus optimalisasi klaim. Kedua perihal ini belum pernah menjadi prioritas bagi model TPA konvensional,” sebut Evan.

Menurut Evan, Rey melakukan penemuan di bagian kesehatan dengan memosisikan diri dari mindset dan perspektif penanggung/asuransi untuk membuktikan bahwa pendekatan integrasi kesehatan ujung ke ujung bisa mengoptimalkan rasio klaim (claim loss ratio). Pemanfaatan teknologi layanan kesehatan dari mindset nan tepat dapat memberikan akibat positif.

“Kami percaya bahwa penyediaan perlindungan kesehatan dapat sustainable jika penanggungnya tidak dirugikan. Kami pun percaya tidak mungkin memecahkan masalah nan dihadapi penanggung kesehatan tanpa melakukan penemuan di bagian teknologi layanan kesehatan itu sendiri,“ imbuh Evan.

Rey terus berkomitmen menjadi pelopor penemuan di bagian kesehatan nan utamanya ditujukan bagi keberlanjutan asuransi dan pembiayaan kesehatan (health financing).

Kembangkan sistem master berbasis Generative AI

Salah satu terobosan nan sedang dikembangkan adalah pengembangan sistem master berbasis generative AI dan rekam medis elektronik (RME) untuk klaim dan underwriting kesehatan. Terobosan ini telah menjadikan Rey sebagai pionir di industri ini.

Teknologi generative AI dari Rey ini telah dipaparkan juga oleh Evan saat Indonesia Underwriting Summit 2024 nan diadakan oleh Perkumpulan Underwriting Jiwa Indonesia (PERUJI) pada bulan Agustus 2024. Teknologi tersebut mendapat respon positif dan telah diadopsi oleh beberapa perusahaan asuransi di Indonesia.

Tahun 2024 menjadi tahun nan sibuk bagi Rey. Selain mendapatkan pendanaan dan menjadi penyelenggara IDK Kemenkes dan menyelesaikan program Regulatory Sandbox IKD OJK, Rey juga meraih prestasi internasional dengan masuk sebagai Top 4 di arena Fintech Elevator Pitch Competition di Hong Kong pada April 2024, dari lebih dari 600 startup dari 70 negara, setelah sebelumnya mewakili Indonesia di arena Startup World Cup 2023.

“Kami bangga dengan sejumlah pencapaian nan sudah kami raih pada tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk lebih berinovasi pada tahun depan, ialah penemuan nan mengedepankan sustainabilitas perlindungan kesehatan secara menyeluruh,” tutup Evan.

Sumber Blog Gizmologi
Blog Gizmologi
close
Atas