Aplikasi Cari Jodoh Satu Ini Libatkan Orang Tua Demi Keamanan, Wujudkan 500 Ribu Pernikahan

Sedang Trending 9 jam yang lalu

Jakarta, Teknologia – Kecanggihan teknologi tidak hanya membantu masyarakat beraktivitas sehari-hari, namun juga untuk mengenal orang baru secara digital, melalui sebuah platform alias aplikasi nan beragam. Salah satu nan dimungkinkan adalah hadirnya aplikasi cari jodoh. Namun tahukah Gizmo friends jika ada aplikasi nan tujuan utamanya adalah mencari pernikahan bagi sesama Muslim?

Ya, aplikasi cari jodoh alias dating app memang beragam. Dan bisa dibilang, nan lebih terkenal saat ini adalah aplikasi nan utamanya digunakan untuk mencari pacar. Bagi sejumlah orang, terutama mereka nan Muslim, tentu bukan status pacaran nan dicari, namun lebih ke jenjang pernikahan. Untuk itu, aplikasi Muzz diluncurkan sekitar 9 tahun lalu.

Bahkan Muzz sendiri telah eksis sejak 2011, dalam corak website, ketika aplikasi di smartphone tetap belum begitu mudah diakses. Kini aplikasi cari jodoh Muzz telah sukses menggaet lebih dari 12 juta pengguna secara global, dan mempunyai lebih dari 150 karyawan, termasuk di Indonesia.

Baca juga: Pakai AI, Verifikasi Tinder Kini Wajib Kirim Video Selfie

Aplikasi Cari Jodoh Muzz Juga Sudah Integrasikan AI

Aplikasi Cari Jodoh Muslim Muzz - Shahzad YounasShahzad Younas, CEO Muzz

Lantas apa saja nan membikin Muzz spesial alias berbeda dibandingkan aplikasi cari jodoh lainnya? Tim Teknologia sempat bertanya langsung kepada sang CEO, Shahzad Younas, nan mengaku telah mendirikan aplikasi cari jodoh miliknya secara berdikari selama enam bulan di ruang tidurnya sebelum sekarang sudah jauh lebih populer. Tujuan utamanya sendiri sudah bisa dibilang berbeda.

Ketika pertama kali debut, Muzz menjadi aplikasi cari jodoh (pernikahan Muslim) pertama nan tersedia di Apple AppStore maupun Google Play Store. Menurutnya, demand untuk mencari jodoh sesama Muslim nan kondusif cukup besar. Di mana platform lain mungkin mempunyai aspek keamanan nan tetap tidak cukup bagi beberapa Muslim, terutama perempuan.

Aplikasi cari jodoh Muzz dirancang untuk dapat berfaedah sepenuhnya secara gratis, meski ada sejumlah opsi berbayar nan sifatnya opsional. Berbeda dengan nan lain, pengguna hanya diizinkan untuk berkomunikasi dengan maksimal lima orang/akun dalam satu waktu—ditujukan agar bisa lebih konsentrasi mencari pasangan nan potensial, alih-alih berjejaring lebih luas.

Aplikasi Cari Jodoh Muslim Muzz

Obrolan nan bisa dilakukan pun, dipantau menggunakan algoritma AI, agar secara otomatis bisa mengamankan obrolan nan kurang pas selama proses berkenalan berlangsung. Ketika terdeteksi melakukan pelanggaran, AI bakal otomatis memblokir akun tersebut, dan mencoba untuk mencegah agar mereka bisa datang kembali lewat akun baru, mendeteksi perangkat nan digunakan, hubungan jaringan dan lainnya.

Yang tergolong mirip dengan aplikasi cari jodoh lainnya, adalah opsi panggilan nan baru bisa diakses ketika masing-masing pihak telah menyetujui untuk dihubungkan dalam metode selain berganti pesan teks. Ke depannya, sang CEO bakal hadirkan sebuah platform media sosial di dalam aplikasi, untuk menghadirkan ruang digital kondusif bagi para muslim.

Shahzad juga menegaskan jika aplikasi cari jodoh Muzz tidak dirancang bagi mereka nan mau berpoligami. Sementara ketika ada pengguna non-Muslim mencoba untuk mendaftarkan diri, mereka bakal disarankan untuk menggunakan aplikasi cari jodoh lainnya. Dengan kata lain, betul-betul dirancang untuk pengguna Muslim saja.

Pengguna Indonesia Sudah Capai Ratusan Ribu Orang

Aplikasi Cari Jodoh Muslim Muzz

Disebutkan jika saat ini sudah ada lebih dari 500 ribu pernikahan nan telah terwujud lewat aplikasi cari jodoh Muzz. Pernikahan pasangan pertama berjalan di Uganda. Sementara di Indonesia, sudah ada lebih dari 500 ribu pengguna nan terdaftar. Dan banyak di antaranya nan sudah sukses ke jenjang pernikahan.

Tidak hanya antara orang Indonesia dengan orang luar, juga ada sesama orang Indonesia nan sukses menikah lewat aplikasi cari jodoh Muzz. Karyawan Muzz sendiri sudah tersebar di beragam negara mulai dari Inggris Raya, Prancis, Jerman, Maroko, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, sampai Pakistan dan Malaysia.

Saat pertama kali debut dalam corak aplikasi, Shahzad memasarkan aplikasi cari jodoh miliknya secara gerilya, seperti membagikan kartu untuk mengunduh Muzz di beragam masjid usai salat Jumat. Serta dengan menghadiri beragam kegiatan nan diselenggarakan oleh organisasi Muslim.

Pada 2017 lalu, Muzz telah sukses mendapatkan pendanaan dari Y Combinator, sebuah akselerator startup asal Silicon Valley nan juga sudah berinvestasi ke platform lain seperti Airbnb, Dropbox, hingga Stripe. Kini Muzz terus berperan-serta aktif dalam kegiatan offline untuk memasarkan aplikasi lebih luas, termasuk kegiatan amal.

Sumber Blog Gizmologi
Blog Gizmologi
close
Atas